DUMAI (klikriau.com) - Terhitung selama Januari 2015, Dinas Kesehatan Dumai mencatat sebanyak 30 kasus Demam Berdarah Dangue (DBD) yang terjadi di Kota Dumai. Dimana dari data tersebut kalangan anak-anak mendominasi terserang penyakit yang dapat mengakibatkan kematian itu.
"Dari 30 kasus yang kita temukan tercatat 8 kasus ditemukan pada Kecamatan Dumai Timur, 9 kasus pada Kecamatan Dumai Selatan, 2 kasus pada Kecamatan Dumai Kota, 6 kasus di Kecamatan Dumai Barat dan 3 Kasus pada Kecamatan Sungai Sembilan. Penyebaran penyakit DBD hampir meluas diseluruh Kota Dumai terutama di wilayah yang padat penduduk," sebut Kepala Dinas Kesehatan Kota Dumai H Paisal melalui Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan DInas Kesehatan Kota Dumai Romauli Tambunan SKM.
Disebutkannya, berdasarkan pemantauan dan peninjauan yang dilakukan oleh pihak Dinkes menyebutkan bahwa kesadaran masyarakat masih kurang untuk melakukan 3M plus yakni, Menguras, Menutup dan Menguburkan dalam mengantisipasi terjadinya perkembangbiakan nyamuk Aedes aegipty.
"Berdasarkan data yang kita himpun 60 persen rumah masyarakat Kota Dumai berjentik, hal tersebut sangat berpotensi untuk terjangkitnya virus dengue yang terapat pada nyamuk Aedes aegiptyn dengan kondisi tersebut," beber Romauli.
Menurutnya, untuk mengantisipasi jumlah kasus DBD yang terjadi di Kota Dumai selama Januari yang lalu, pihaknya telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk melakukan pencegahan.
"Mengingat 80 hingga 90 persen masyarakat Kota Dumai menampung air mengharuskan melakukan 3M secara continue dan bersamaan sehingga penyebaran penyakit tersebut tidak meluas," urainya.
Selain itu, kata Romauli, pihaknya juga telah memberikan surat edaran kepada pengusaha barang bekas untuk menutup barang bekasnya yang juga mengindikasi berkembangbiaknya nyamuk Aedes aegipty. Sebagaimana diketahui di Kota Dumai terdapat usaha barang bekas tersebut.
Romauli juga menyebutkan, pada 2014 lalu tercatat sebanyak 264 kasus DBD yang ditemukan oleh pihaknya, dan jumlah tersebut sangat tinggi yang disebabkan kurangnya kepedulian masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan dalam mengantisipasi berkembangbiaknya hewan yang dapat menjangkit DBD.
Serta Mobilitas penduduk dan transportasi yang cukup tinggi di Kota Dumai juga menjadi penyebab berlangsungnya penyebaran penyakit itu.
Namun demikian, pihaknya akan terus melakukan pengantisipasian dengan berbagai cara untuk mencegah terjadinya pekembangbiakan nyamuk Aedes aegipty terutama di wilayah yang padat akan penduduk.
"Kita juga mengharapkan kepada seluruh masyarakat untuk bersama-sama melakukan pencegahan terhadap penularan penyakit tersebut, dengan mengawali pola hidup bersih dan sehat dilingkungannya masing-masing," pesannya.*dika