PEKANBARU- Kenaikan beras di Pulau Jawa tidak begitu berdampak di Riau. Harga beras di Riau relatif stabil. Pasokan dari provinsi tetangga seperti Sumatera Barat dan Sumatera Utara juga lancar.
Plt Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Riau, Ramli Walid melalui, Kabid Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Nizma Hanum, menyebutkan harga beras premiun di pasar tradisional sudah mencapai Rp11.500/kg. Namun, ia juga mengakui kenaikan juga dipengaruhi belum adanya daerah yang panen padi.
"Masa panen mundur karena cuaca dan sebagian daerah bahkan tergenang banjir," ujar Nizma, akhir pekan lalu.
Nizma mengakui stok beras di pasar lebih dari mencukupi, untuk 4 bulan kedepan saat berkoordinasi dengan bulog. "Meski stok cukup, harga beras tetap naik karena biaya produksi yang meningkat," tuturnya
Ia mengatakan, Bulog memiliki peranan besar dalam mengatasi permasalahan persediaan dan kenaikan harga beras. Pemerintah daerah hanya mengurus permasalahan yang bersifat administrasi, karena hanya Bulog yang memiliki persediaan beras untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Kita mengupayakan agar pemerintah pusat mengizinkan pemerintah daerah mengimpor beras dari beberapa negara tetangga. Namun, upaya itu akan dibatalkan jika harga beras impor lebih tinggi dari beras dalam negeri. Kami memiliki tim yang bertugas mengawasi persediaan beras dan harga yang dijual pedagang," ujarnya.
Sementara itu, Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional (Divre) Riau dan Kepulauan Riau (Kepri) menyatakan siap melakukan operasi pasar jika dibutuhkan demi menstabilkan harga beras di wilayah Provinsi Riau.
"Kami siap melakukan operasi pasar untuk menekan harga beras di pasaran. Kami masih menunggu konfirmasi dari pemerintah daerah terkait pelaksanaannya," ujar Kepala Bulog Divre Riau Kepri Faruq Octobri Qomary.
Dia mengatakan, sejauh ini pihaknya sudah mendapat informasi dari pusat atau Bulog dan kementerian terkait instruksi pelaksanaan operasi pasar, sehinggga Bulog Divre Riau dan Kepri sudah siap kapan saja dilakukkan.
Upaya menstabilkan harga beras di pasaran melalui Bulogmart yang dilakukan di depan kantor institusi tersebut.
"Seperti 'Bulogmart' yang dilakukan di depan kantor kami setiap hari. Selain itu, kami juga melaksanakan di beberapa pasar seperi pasar kaget untuk meredam terjadinya lonjakan harga kebutuhan pokok seperti beras dan gula pasir," katanya.
Pantauan di lapangan, harga beras terutama di Pekanbaru dan Provinsi Riau secara umum cenderung stabil karena pasokan beras untuk daerah tersebut masih didominasi dari wilayah Sumatera Barat dan saat ini tidak mengalami gangguan.
Dalam beberapa pekan terakhir harga beras di sejumlah daerah meningkat dan terjadi kelangkaan. Presiden Joko Widodo menduga situasi ini terjadi karena ada pihak-pihak tertentu yang merekayasa, sehingga mendorong pemerintah mengeluarkan kebijakan impor beras.*klik-mbr-zie