Pekanbaru (klikriau.com)-Pemerintah Malaysia melalui Gabungan Penulis Nasional Malaysia akan menerbitkan sejumlah buku karya tokoh Melayu Riau Tenas Effendy yang wafat pada Sabtu (28/2).
"Ada sekitar 70 buku yang dihasilkan oleh almarhum Tenas Effendy dan kita akan mengumpulkan buku buku tersebut sementara pemerintah Malaysia akan merancang untuk menerbitkannya," kata Ketua I Gabungan Penulis Nasional Malaysia Prof Datuk Dr Abdul Latief Abu Bakar di Pekanbaru, Senin.
Penerbitan buku tersebut merupakan salah satu cara Malaysia menghargai karya yang dihasilkan oleh Tenas Effendy yang meninggal pada Sabtu (28/2) di Pekanbaru.
Buku yang akan diterbitkan nantinya bisa dipelajari oleh generasi muda Melayu dan diharapkan generasi muda bisa menjadikan Tenas Effendy sebagai idola.
Lebih lanjut, ia mengatakan kepada masyarakat Indonesia agar tidak mempermasalahkan hal ini, karena buku tersebut bukan hanya untuk kepentingan Malaysia, namun merupakan kepentingan bagi 300 juta masyarakat Melayu Serumpun.
"Jadi masyarakat Indonesia jangan cemburu dengan rencana ini, karena selama ini Pak Tenas merupakan guru dan panutan bagi 300 juta masyarakat Melayu Serumpun yang tersebar di Indonesia, Malaysia, Brunei dan Thailand," katanya.
"Kemudian dari royalti penjualan buku tersebut akan kita serahkan kepada Tenas Foundation, dan tentu saja kita serahkan kepada pihak keluarga," ujar Abdul Latief.
Ia juga mengatakan bahwa Tenas Effendy merupakan tokoh yang sangat dihormati dan dijadikan sebagai panutan oleh banyak profesor di Malaysia, sehingga ia tidak merasa malu dengan belajar dan menjadikan tokoh melayu Riau sebagai panutan, karena menurutnya, Tenas adalah tokoh melayu bijaksana.
Tenas Effendy lahir di Kuala Panduk, Pelalawan 9 November 1936 dikenal sebagai budayawan dan sastrawan Riau. Selama hidupnya ia mendedikasikan untuk mengenalkan Melayu kepada dunia dan mempererat Melayu Serumpun melalui petuah yang dituangkan dalam buku dan karya sastra.
Ketua I Gabungan Penulis Nasional Malaysia, Prof Datuk Dr Abdul Latief Abu Bakar yang juga merupakan budayawan Malaysia mengaku kagum akan hasil karya tokoh Riau Tenas Effendy yang wafat pada Sabtu (28/2).
"Karya yang dihasilkan oleh almarhum Tenas Effendy merupakan karya yang menggambarkan kearifan Melayu Serumpun dan saya sangat mengaguminya," katanya di Pekanbaru, Senin.
Ia mengatakan menghormati Tenas Effendy bukan hanya karena Tenas adalah orang Indonesia, namun atas karya yang dihasilkan oleh tokoh Melayu asal Kabupaten Pelalawan itu.
Kehilangan tokoh Melayu yang bernama lengkap Tengku Nasruddin Effendy ini juga merupakan kehilangan besar bagi negara serumpun, karena selama ini almarhum merupakan tokoh yang menjadi panutan oleh semua kalangan melayu.
"Di Malaysia almarhum selalu diundang untuk menjadi pembicara di universitas terkenal, beliau juga selalu mengajarkan falsafah Melayu kepada anak anak "kampung". Kita sangat mencintai beliau dan karyanya," ujar Abdul Latief.
Untuk itu, lanjutnya, atas dedikasi yang diberikan kepada Melayu negara serumpun, Pemerintah Malaysia telah menganugerahkan gelar Doktor Falsafah melalui Universiti Malaya.
"Gelar itu merupakan bentuk kehormatan dari Malaysia kepada pak Tenas," lanjutnya.*klik-rls