Empat KK Penjara Eks Belanda Pasrah Digusur
Selasa, 19/April/2016 - 19:43:11 WIB
|
|
Warga eks penjara Belanda, pasrah digusur. (adl)
|
|
BENGKALIS
(klikriau.com)- Empat Kepala Keluarga (KK) yang sudah tinggal 20 tahunan di penjara peninggalan penjajah Belanda di Jalan Pahlawan, Kelurahan Bengkalis Kota hanya bisa pasrah menunggu nasib digusur, karena eks penjara tersebut akan dirubah fungsi menjadi museum oleh Pemerintah kabupaten.
Penjara peninggalan penjajahan Belanda, yang kini dikelola Pemkab dibangun oleh Pemerintah Belanda tahun 1883 hal ini sesuai yang tertulis di pahatan relief dinding depan pintu masuk bangunan penjara.
Untuk mengambil alih bangunan tersebut Pemkab harus melalui proses panjang dan alot. Dimana akhirnya Menkumham menyerahkan penjara eks Belanda yang menyimpan berjuta memo sejarah perjuangan memerangi Penjajahan Belanda saat itu, kepada Pemkab Bengkalis untuk dikelola.
Sementa itu empat KK yang tinggal di penjara peninggalan Belanda tersebut, disana ada seorang Ibu Rumah Tangga (IRT) bernama Zubaidah berusia 60 tahun. Ia mengaku tinggal di penjara tersebut karena ikut mediang ayahnya bernama Nuh, yang petugas menjaga penjara.
Zubaida mengaku dirinya beserta keluargan tinggal ditempat tersebut sejak 21 tahu lalu, dan anak- anaknya sampai berumah tangga hingga berkembang mencapai empat Kepala Keluarga (KK), juga ikut tinggal di sana.
"Saya tahu, kami sekeluarga tinggal di tempat ini hanya punya hak pakai. Jika suatu saat nanti diambil oleh Pemerintah, kami tidak bisa mempertahankannya, tapi kami akan tinggal dimana, "ungkap Zubaidah, yang didampingi salah seorang anaknya kemarin.
Memang kata Zubaida sebelumnya penjara Belanda ini dikelola oleh Lapas Bengkalis, sehingga ada kebebasan untuk memanfaatkannya. Bahkan di tahun 2005 lalu, penjara itu pernah ditempati 9 KK, karena tidak mau membayar listrik, mereka pindah rumah.
"Setelah lokasi beserta bangunan penjara dikelola Pemkab Bengkalis, kami berharap pada Pemkab menjelaskan nasib kami. Sebab kami sekeluarga akan kehilangan tempat tinggal dan belum jelas kemana kami akan pergi," keluh Zubaidah pasrah.*klik-adl