JAKARTA-Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, kesejahteraan petani pada September 2016 mengalami perbaikan. Tercatat, terjadi peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP) pada September 2016 menjadi 102,02 atau naik 0,45 persen dibanding NTP bulan sebelumnya sebesar 101,56.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, kenaikan NTP disebabkan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) lebih besar ketimbang Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib). Pada September 2016, It naik sebesar 0,73 persen dibanding It Agustus, yaitu dari 126,16 menjadi 127,07.
'''Indeks Harga yang Dibayar Petani juga naik tapi tidak sebesar Indeks Harga yang Diterima Petani. Ib naik 0,28 persen dari 124,22 menjadi 124,56,'' ujar Suhariyanto di kantornya, Jakarta, Senin (3/10), sebagaimana dilansir merdeka.com.
Kenaikan NTP juga dipengaruhi oleh naiknya NTP di Subsektor Peternakan sebesar 0,94 persen, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat 0,42 persen, Subsektor Hortikultura sebesar 0,34 persen dan Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat 0,14 persen.
''Subsektor yang mengalami penurunan hanya satu, yaitu di Subsektor Perikanan yang turun sebanyak 0,06 persen,'' paparnya.
Menurutnya, kenaikan terbesar dari NTP Subsektor Peternakan 0,94 persen merupakan andil terbesar dalam kenaikan NTP secara keseluruhan di September. Ini karena kenaikan It di tiga kelompok ternak.
''Kelompok ternak besar sebesar 1,87 persen, kelompok ternak kecil 1,90 persen, dan kelompok unggas 0,15 persen. Komoditi yang menyebabkan kenaikan indeks terbesar yaitu sapi potong dan kambing,'' pungkas Suhariyanto. (ee)
(f: merdeka.com)