LAS VEGAS-Calon presiden (capres) Amerika Serikat dari partai Demokrat, Hillary Clinton mengingatkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin mendukung Donald Trump dalam pemilihan presiden karena Trump akan menjadi bonekanya.
Hillary mengatakan bahwa laporan-laporan dari badan intelijen AS menunjukkan bahwa serangan-serangan cyber Rusia telah menargetkan partainya dan kampanyenya.
"Mereka telah menyerang situs-situs Amerika, akun-akun pribadi warga Amerika, atau institusi," cetus Hillary. "Mereka telah memberikan informasi itu kepada WikiLeaks untuk tujuan memasukkannya ke internet," imbuhnya, sebagaimana dilansir detik.com.
Namun Trump membantah perihal laporan intelijen tersebut. "Negara kita tidak tahu soal itu," kata Trump seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (20/10/2010).
Dalam debat capres sesi ketiga yang berlangsung sengit, Trump mengatakan bahwa dirinya akan memiliki hubungan yang lebih baik dengan pemerintah Rusia dibandingkan Hillary. "Putin, dari semua yang saya lihat, tak punya respek pada orang ini," cetus Trump mengejek Hillary.
Hillary langsung merespons tajam ucapan rivalnya dari partai Republik itu. "Ya, itu karena dia (Putin) lebih memilih punya boneka sebagai presiden AS," kata mantan ibu negara AS itu.
Trump pun merespons sengit. "Bukan boneka. Anda yang boneka," cetus miliarder AS itu.
Menurut Hillary, Trump telah mendorong spionase terhadap masyarakat AS. Trump pun akan melakukan apapun yang diinginkan Putin.
"Sangat jelas bahwa Anda tidak mau mengakui Rusia terlibat dalam serangan-serangan cyber terhadap Amerika Serikat," tutur Hillary.
Debat Capres AS ketiga ini digelar di University of Nevada, Las Vegas pada Rabu (19/10) malam waktu setempat. Debat terakhir sebelum pemungutan suara itu dipandu oleh presenter berita Fox News Chris Wallace sebagai moderator dengan waktu selama 90 menit.
Sama seperti debat capres pertama pada 26 September lalu, konsep debat menggunakan podium. Kedua capres menjawab pertanyaan moderator dari podium masing-masing. (ee)
(f: dtc)