ADA tujuh program prioritas pembangunan ide cemerlang Bupati Pelalawan HM Harris, salah satunya adalah sektor perkebunan. Sektor perkebunan terutama kelapa sawit dan karet, memang memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian Kabupaten Pelalawan. Tak heran jika perkebunan kelapa sawit diusahakan hampir di semua kecamatan di Pelalawan.
Luas areal kelapa sawit tahun 2013 tercatat 118.262,02 ha. Kecamatan tanaman kelapa sawit terluas adalah kecamatan Pangkalan Kuras 17.602,42 ha. Total produksi selama 2013 sebesar 6.873.432 ton.
Selain perkebunan sawit, perkebunan karet juga diusahakan di semua kecamatan yang ada. Kecamatan Pangkalan Kuras memiliki areal tanam karet terluas 5.179,00 ha. Total luas areal tanam karet mencapai 25.856,90 ha, dengan total produksi karet sebesar 341.372,47 ton.
Bukan hanya perkebunannya saja, upaya Pemerintah kabupaten (Pemkab) Pelalawan melalui Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kabupaten Pelalawan untuk meningkatkan produktivitas komoditi kelapa sawit serta peningkatan ekonomi masyarakat, terus digalakkan. Dibuktikan dengan dibangunnya tempat pembibitan kelapa sawit, di Kecamatan Pangkalan Kuras.
Kebun sawit di Pelalawan
Pemkab Pelalawan telah membangun tempat pembibitan kelapa sawit kabupaten Pelalawan yang berada dilahan eks bangunan Self Referral Disclosure Protocol (SRDP) di Sorek kecamatan Pangkalan Kuras seluas 4 hektar. Di sini, disemai bibit sawit. Setelah kecambah bibit kelapa sawit ini menjadi bibit kelapa sawit berusai 10 bulan, barulah disalurkan kepada para petani, baik perseorangan maupun kelompok, tentunya dengan harga yang terjangkau atau lebih murah.
Pembangunan lahan bibit kepala sawit kabupaten Pelalawan ini, bertujuan untuk mengurangi resiko para petani kelapa sawit membeli bibit kelapa sawit palsu yang sangat merugikan para petani. Selain itu juga untuk membantu para petani mendapatkan bibit kepala sawit unggul dengan harga terjangkau atau harga yang lebih murah.
Ternyata Sub Sektor Kehutanan dan Perkebunan di Kabupaten Pelalawan berperan penting sebagai penggerak perekonomian daerah, mendukung pengembangan wilayah, penyerap tenaga kerja, pendorong pengembangan industri hilir, penyedia devisa negara serta mendukung kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan.
Memang jika ditinjau dari segi iklim (curah hujan, kelembaban dan temperatur), jenis tanah serta topografi wilayah, Kabupaten Pelalawan dengan luas 1.3256.70 kmĀ² berpotensi untuk pengembangan kehutanan dan perkebunan. Hal ini didukung dengan rencana alokasi pemanfaatan lahan di Kabupaten Pelalawan.
Bila ditinjau data penduduk, lebih kurang 85 % penduduk berada di wilayah pedesaan dengan mata pencarian sektor pertanian yang sebagian besar pada Sub sektor kehutanan dan perkebunan.
Artinya, Kabupaten Pelalawan cukup potensial untuk pengembangan usaha budidaya kehutanan dan perkebunan dan pantas menjadi tulang punggung perekonomian di Kabupaten Pelalawan, dengan beberapa alasan: Secara agronomis wilayah Kabupaten Pelalawan memiliki daya dukung bagi pengembangan komoditi Kehutanan dan Perkebunan.
Bantuan bibit karet untuk masyarakat
Disamping kegiatan intensifikasi dan rehabilitasi masih tersedianya lahan potensial untuk pengembangan tanaman Kehutanan dan Perkebunan, terutama Kehutanan dan Perkebunan rakyat.
Sumber daya manusia di Kabupaten Pelalawan telah mengusahakan tanaman Perkebunan (petani peserta proyek UPP, PIR, Swadaya murni maupun Swadaya berbantuan), sehingga masyarakat telah memiliki kemampuan agronomis teknis berusaha di bidang Perkebunan.
Selain itu, Kabupaten Pelalawan secara geografis, disamping berbatasan langsung dengan ibukota provinsi dan dilalui jalur lintas timur (Pekanbaru-Jakarta) serta sebagai kawasan yang terletak jalur regional dan internasional yang berbatasan langsung dengan negara tetangga Malaysia dan Singapura, sehingga memudahkan dalam pemasaran produksi Kehutanan dan Perkebunan terutama pasar ekspor ke negara-negara Asean maupun manca negara.
Sub Sektor Kehutanan dan Perkebunan mempunyai keunggulan komperatif, sehingga mampu mengisi kebutuhan pasar dengan mutu hasil yang baik, di samping itu telah berkembangnya beberapa industri pengolahan hasil Kehutanan dan Perkebunan di Kabupaten Pelalawan.
Sasaran yang ingin dicapai Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pelalawan antara lain;
1. Terselenggaranya pelayanan prima baik di lingkungan intern organisasi maupun pelayanan terhadap masyarakat.
2. Meningkatkan perlindungan, konservasi dan Rehabilitasi sumberdaya hutan dan lahan
3. Meningkatkan fungsi dan daya dukung hutan dan lahan
4. Meningkatkan Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL)
5. Tercapainya peningkatan taraf hidup yang lebih layak dengan peningkatan produksi.
6. Meningkatkan kesadaran dan kemampuan petani perkebunan dalam mengelola sumber daya alam dan yang berorientasi pasar.
7. Meningkatkan produksi perkebunan dengan menggunakan teknologi yang modern dan tetap menjaga SDA dan Lingkungan Hidup secara harmonis ditinjau dari aspek ekonomi, sosial dan teknologi.
Industri Hilir
Pencanangan Kawasan Teknopolitan Pelalawan
Sejalan dengan berkembangnya sektor perkebunan di Pelalawan, Pembangunan Industri Hilir Kelapa Sawit menjadi salah satu bagian penting pembangunan Teknopolitan Kabupaten Pelalawan. Sektor perkebunan khususnya komoditas andalan kelapa sawit, karet dan kelapa di Kabupaten Pelalawan.
Terdapat lebih kurang 334.600 Ha di Kabupaten Pelalawan dengan produk akhir yang dihasilkan berupa minyak mentah sawit (Crude Palm Oil/CPO) lebih kurang 1,5 Juta Ton pertahun yang diolah oleh 24 Pabrik Kelapa Sawit (PKS).
Ini merupakan bagian dari industri kelapa sawit yang ada di Provinsi Riau yakni luas kebun mencapai 2 Juta Ha, dengan produksi CPO sebesar 8 Juta Ton per Tahun. Perencanaan Teknopolitan salah satu untuk industri hilirnya, kata Syahrul,M.Si Kepala Bappeda Pelalawan Selasa (27/01) saat menggelar Ekpos di Pangkalan Kerinci.
CPO Riau sampai saat ini diekspor ke luar negeri, dan hanya sebagian kecil diolah menjadi produk hilir oleh industri domestik di luar Provinsi Riau. Demikian juga komoditi lainnya, di dalam negeri kita hanya mengelola menjadi barang setengah jadi saja, untuk kemudian nilai tambah yang muncul justru dinikmati oleh importir produk setengah jadi tersebut.
Dari kondisi yang dilematis itu, maka Pemerintah Kabupaten Pelalawan bersama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan
Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) menggagas dan telah memulai pembangunan kawasan industri yang berbasis ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi dengan bisnis intinya mengembangkan industrihilir produk unggulan aerah khususnya saat ini adalah kelapa sawit, yang disebut dengan Kawasan Teknopolitan Pelalawan.
Kawasan Teknopolitan Pelalawan dibangun dengan konsep sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di Provinsi Riau khususnya dan di Sumatera umumnya.
Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi seperti Kawasan Teknopolitan Pelalawan ini bertujuan untuk memaksimalkan keuntungan
aglomerasi, menggali potensi dan keunggulan daerah serta memperbaiki ketimpangan spasial pembangunan ekonomi Indonesia.***/Adv/Syaf