Kamis, 25 April 2024
Follow:
Home
Peneliti Sebut Minyak Kelapa Bukan Kunci Utama Kesehatan
Senin, 19/Juni/2017 - 19:40:16 WIB
 
 
TERKAIT:
   
 
MINYAK kelapa dapat memberi manfaat yang berbeda-beda pada setiap orang. Dia dinilai sebagai solusi dari masalah kecantikan, kesehatan dan kenikmatan makanan.

Meski demikian, belum lama ini sejumlah peneliti Amerika Serikat justru menemukan hal baru soal minyak kelapa yang kerap disebut sebagai sumber lemak jenuh.

Asosiasi Jantung Amerika (American Heart Asociation/AHA) mengatakan, minyak kelapa sama tidak sehatnya dengan daging sapi. Walau konsensus umum menganggap lemak tidak selalu buruk bagi seseorang namun sangat penting bagi seseorang untuk mendapat asupan lemak dari sumber yang tepat.

Minyak kelapa dinilai tidak lebih baik dari mentega. Sementara itu, di luar dugaan, makanan seperti alpukat dan kacang-kacangan dinilai lebih baik karena kandungan lemak baik di dalamnya.

Seseorang yang mengonsumsi makanan dengan kadar lemak jenuh terlalu banyak akan berisiko pada kesehatan seperti arteri yang tersumbat dan peningkatan risiko penyakit jantung serta stroke.

AHA menyebutkan, minyak kelapa memiliki 82 persen lemak jenuh, sedangkan mentega sebanyak 63 persen, daging sapi 50 persen dan babi 39 persen.

Dia juga mengklaim, tidak terdapat bukti kuat jika minyak kelapa memiliki manfaat kesehatan. Peneliti juga merekomendasi seseorang membatasi konsumsi lemak tak jenuh dari contoh yang disebut di atas dan mulai menggantinya dengan lemak tak jenuh dari minyak nabati (minyak sayur).

Hal tersebut juga disepakati oleh peneliti dari Kesehatan Masyarakat Inggris. Peneliti menyebutkan, seorang pria harus makan tidak lebih dari 30 gram lemak jenuh per hari dan perempuan tidak lebih dari 20 gram.

Meski demikian, seseorang tetap harus mengonsumsi lemak karena itu adalah bagian yang dibutuhkan tubuh.

"Untuk makan dengan baik untuk kesehatan jantung Anda, ini bukan hanya tentang mengurangi lemak tapi juga mengurangi jenis lemak tertentu dan merawat apa saja yang dapat diganti dengan - lemak tak jenuh dan gandum, daripada gula dan karbohidrat olahan," ujar Victoria Taylor dari British Heart Foundation.

Menurut Victoria, setiap perubahan harus dilihat dari konteks perubahan diet yang terjadi. Dia menyarankan seseorang mau melalukan diet tradisional Mediterania.

Seperti dilansir Independent, diet tersebut bermanfaat untuk berbagai faktor risiko penyakit jantung, bukan hanya kadar kolesterol.

"Kami merekomendasikan untuk mengganti lemak jenuh dalam makanan dengan lemak tak jenuh - menggunakan minyak dan bukan mentega dan memilih makanan seperti alpukat, ikan berminyak, kacang-kacangan dan biji-bijian, bukan makanan yang mengandung lemak jenuh tinggi seperti kue, biskuit, coklat dan daging berlemak," tuturnya.***/Sumber: CNNIndonesia

 
Berita Terbaru >>
Jokowi Tegaskan tak ada Tim Transisi untuk Pemerintahan Prabowo-Gibran
Komisi II DPR: Pemerintah Segera Selesaikan Pembayaran Lahan Tol Pekanbaru-Padang
Alek Kurniawan Resmi Sandang Gelar Doktor Ilmu Pemerintahan IPDN
Pemerintah Segera Bentuk Satgas Pemberantasan Judi Online
Bandara SSK II Pekanbaru Catat Kenaikan Penumpang Signifikan Musim Lebaran 2024
Atasi Kenaikan Debit Air, PLTA Koto Panjang Buka Spillway Gate
Serapan Hanya 20 Persen, Pj Wako Minta OPD Tingkatkan Realisasi Anggaran
Kurir Sabu 23,8 Kg Ditangkap di Medan, Pernah Dipenjara 2 Kali
Diduga Korupsi Bansos Rp 1,7 Miliar Mantan Bupati Bone Bolango Ditahan
Bersinergi dengan Pemkab Pelalawan, Bupati Zukri Terima PJS Award 2024
 


Home

Redaksi | Pedoman Media Siber | Indeks Berita
© 2012-2022 PT Media Klik Riau, All rights reserved.
Comments & suggestions please email : redaksi.klikriau@gmail.com