Rabu, 24 April 2024
Follow:
Home
Keluarga Berharap Tanggungjawab DMJ TV Kabel
Derita Akbar, Tersengat Listrik Saat Bekerja dan Kini Lumpuh Total
Jumat, 03/November/2017 - 08:45:05 WIB
 
 
TERKAIT:
   
 
BENGKALIS - Suatu sore, sekira pukul 16.00 WIB, di sebuah rumah kontrakan berlantai dan dinding papan yang terletak di Jalan Kelapapati Darat, tepatnya berhadapan dengan Kantor Departemen Agama, Kabupaten Bengkalis, terlihat pemandangan yang miris dari kehidupan keluarga sederhana yang hidup sebagai "perantau" dari Daerah Jawa Timur.

Barangkali, bukan fisik bangunan tempat tinggal yang membuat miris, tetapi, di dalam rumah yang didepannya dimanfaatkan keluarga mencari rezeki dengan cara berjualan bakso itu, tergeletak seorang pemuda tampan yang semula menjadi harapan.

Namun nasib berkata lain, pemuda 21 tahunan bernama Akbar Adi Nugroho, anak pertama berjenis kelamin laki-laki dari pasangan Susilo dan Sunarti. Kini, pria yang akrab disapa Akbar sudah lebih Satu tahun terbaring dikasur seadanya menahan penderitaan yang dihadapinya.

Penderitaan itu, bermula ketika Akbar bekerja sebagai Petugas Teknisi di DMJ TV Kabel Bengkalis. Suatu ketika, karena bekerja di TV Kabel, Akbar mendapat tugas untuk memperbaiki jaringan TV Kabel yang rusak di Jalan Desa Pangkalan Batang, Kecamatan Bengkalis, Minggu (11/12/2016) sore waktu yang silam.

Memang, malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih, saat berada diatas tiang listrik dengan maksud memperbaiki jaringan TV Kabel yang dicantolkan ke tiang listrik, Akbar yang saat itu ditemani rekannya yang berdiri dibawah, langsung tersengat listrik bertegangan tinggi.

Seketika itu, Akbar langsung jatuh dari tiang listrik dengan ketinggian lebih kurang 4 meter. Akbar mengalami luka bakar dibagian punggung dan paha sebelah kirinya. Dengan dibantu warga saat itu, rekan Akbar langsung melarikannya ke RSUD Bengkalis.

Di RSUD Bengkalis, Akbar sempat dirawat selama sepekan. Karena tidak memungkinkan, keluarga bersama perusahaan DMJ TV Kabel tempatnya bekerja, memutuskan Akbar untuk dirujuk ke Rumah Sakit (RM) Santa Maria di Pekanbaru.

Di RM Santa Maria Pekanbaru, Akbar diketahui mengalami gangguan pada tulang dan jaringan pembuluh darahnya akibar terjatuh dan tersengat listrik. Dari kesimpulan RM Santa Maria, Akbar harus dioperasi dan hanya ada Dua kemungkinan yang akan terjadi. Pertama, setelah dioperasi Akbar bisa saja sembuh total. Kemudian yang kedua, Akbar bisa saja mengalami kelumpuhan seumur hidup.

Mendengar penjelasan dokter di RS Santa Maria, ternyata berharap kesembuhan normal untuk Akbar, keluarga mengambil keputusan untuk kembali membawa Akbar ke Bengkalis dan dirawat di RSUD Bengkalis dan dibantu dengan pengobatan alternatif kesana-kemari, serta perawatan dari keluarga.

Setahun lebih peristiwa itu berlalu, kini kondisi Akbar semakin memburuk. Sekujur organ tubuhnya dari pinggang ke bawah yang terkena sengatan listrik (kesetrum-red) tak berfungsi. Dalam rentang waktu setahun lebih itu, keluarga telah berusaha maksimal untuk kesembuhan anak laki-laki semata wayang ini.

Dari pengobatan medis hingga pengobatan alternatif telah dijalankan oleh keluarga. Namun kesembuhan belum berpihak. Saban hari, minggu, bulan dan tahun kindisi Akbar makin memprihatinkan.

Tubuh Akbar yang semula gagah dan berisi, kini hanya tinggal kulit pembalut tulang. Kini, jangankan untuk berdiri, dudukpun tak bisa. Ia setahun lebih ditemani penderitaan yang tak berhenti. Saat kondisinya drop dan tekanan darahnya merendah, keluarga dengan cepat melarikan Akbar ke RSUD Bengkalis, saat membaik, kembali dibawa ke rumah. Begitulah yang bisa dilakukan keluarga sederhana ini dengan segala keterbatasan.

Memang, dari pihak DMJ Bengkalis yang merupakan pihak yang harus bertanggungjawab karena Akbar mengalami kecelakaan kerja, ada membantu pengobatan Akbar, tetapi yang namanya membantu, tidak ada ukuran. Begitu kesulitan keluarga "perantau" ini mencari jalan untuk kesembuhan Akbar, apalagi dengan kondisi perekonomian saat ini. Tetapi, dengan segala keterbatasan, keluarga selalu berusaha yang terbaik demi kesembuhan Akbar.

Prihatin melihat kondisi Akbar, media ini melihat langsung kondisi Akbar yang terbaring dalam rumah papan itu. Saat masuk ke dalam sebuah kamar berukuran lebih kurang 3X4 meter itu, terbaringlah sesosok anak muda di atas kasur yang lebarnya kurang lebih setengah meter dan panjang kurang dari dua meter, yaitu Akbar.

Dengan terkejut, Akbar sambil menatap langsung tersenyum dan tetap menyapa "Om, apa kabar," sapa Akbar sambil menarik selimut kain panjang yang menempel di bagian dadanya.

Seketika, suasana hening tercipta. Perasaan iba, sedih dan tak tahan melihat sosok batang tubuh Akbar yang memang hanya tinggal kulit pembalut tulang. Akbar yang sama sekali tidak bisa mengenakan pakian itu, dari bagian pinggang ke bawah banyak menempel perban putih untuk menutupi lukanya. Terutama bagian belakang. Mulai dari pinggang, paha, lutut, betis hingga tumit, dipenuhi luka dan darah yang terus secara perlahan keluar.

Sembuh di satu titik, lalu muncul lagi di titik yang baru. Begitu seterusnya kondisi Akbar, saat darah keluar tak berhenti, seketika itu juga Akbar dengan golongan darah AB Plus ini dilarikan ke RSUD Bengkalis untuk menambah darah. Begitu parah kondisinya, tetapi Akbar tetap melempar senyum kepada setiap orang yang datang membezuk.

"Bagaimana kondisi dan apa yang Akbar rasakan," tanya salah seorang kerabat. Lalu Akbar menjawab, beginilah nte, pokoknya dari pinggang sampai ujung kaki, Akbar tak bisa merasakan apa-apa. Rasanya seperti kesemutan dan kalau Akbar didudukkan Bapak, rasanya serasa diatas awang-awang," jawab Akbar yang terus memegang selimut kain panjang untuk menutupi bagian tubuhnya.

Disamping Akbar, selalu ditemani sang Bapak (Susilo) yang setia membersihkan semua lukannya. Tugas rutin membersihkan luka dan mengganti perban luka Akbar, secara bergantian dilakukan oleh kedua orangtuanya ini. Harus demikian, saat Susilo merawat Akbar, Ibunya Sunarti berjualan bakso untuk menyambung hidup dan membiayai sekolah Adiknya, begitu sebaliknya.

Terlihat, didalam kamar yang banyak bergantungan perban putih dan obat luka itu, Akbar sesekali memalingkan mukanya ke arah kanan dan memandang dinding dengan linangan air mata. Kemudian, Akbar lalu meluruskan pandangannya ke atas atap sambil berkata, "Ya Allah, apa dosa Akbar, sehingga penderitaan ini seakan tak sanggup lagi Akbar tanggung," bisikan Akbar sambil mengusap air mata yang berjatuhan dipipinya sambil memandang ke arah Bapaknya (Susilo).

Kemudian, Susilo yang duduk disampingnya sambil merapikan kain yang menempel di tubuh Akbar terus memberikan semangat kepada anak laki-lakinya itu. "Yang penting kita terus berusaha nak, Akbar harus semangat untuk sembuh. Bapak dan Ibu akan terus merawat Akbar dan mengobat Akbar. Mudah-mudahan Allah memberikan kesembuhan untuk Akbar. Yang penting kita terus berusaha nak," Bisik Susilo yang berada disebelah kanan Akbar dan Sunarti Ibunya Akbar yang terus berlinangan air mata berada disamping kiri Akbar.

Seketika, kesedihan pecah di dalam ruangan itu. Terlihat, satu persatu tamu yang membezuk mulai keluar dari kamar Akbar, karena tak tahan melihat kondisi Akbar. Ada juga yang terus memandangi Akbar dengan tatapan sedih. Berharap, Akbar kembali pulih seperti semula.

Sepekan berlalu setelah melihat langsung kondisi Akbar, Tiga hari kemudian (sampai saat ini), Akbar kembali dilarikan ke RSUD Bengkalis. Akbar dilarikan ke rumah sakit karena disekitar Lututnya pecah dan mengeluarkan darah. Asumsi dokter, darah menumpuk disekitar lutut Akbar, lantaran sebagian pembuluh darah di areal lutut tersumbat. Akibat pecahnya pembuluh darah di bagian lutut, kini Akbar menjalani operasi dan keluarga harus menyiapkan 13 kantong darah golongan AB Plus.

Keluarga tetap berharap, manajemen TV Kabel harus bertanggungjawab atas peristiwa yang dialami Akbar. Setidaknya, yang punya TV Kabel menyempatkan diri untuk melihat langsung kondisi Akbar.

Karena, dari peristiwa yang dialami Akbar, kini kondisinya sangat memprihatinkan. Masa depan yang telah digenggam anak muda ini, seakan direnggut oleh peristiwa yang pilu. Maka dari itu, sepertinya keadilan harus didapat oleh Akbar, seperti sedia kala.

"Tolonglah lihat anak kami pak. Tidak banyak yang kami tuntut disini. Kami selalu berharap, Akbar sembuh dari penderitaannya. Karena Dia masih muda. Mudah-mudahan Akbar bisa hidup seperti pemuda seusiannya. Saat Dia masih bekerja, Dia merupakan tumpuan keluarga, tetapi kini, pil pahit ini harus kami telan karena keadaan," ujar Sunarti sang Ibu Akbar sambil mengenang semasa Akbar masih bekerja.****/rie

 
Berita Terbaru >>
Jokowi Tegaskan tak ada Tim Transisi untuk Pemerintahan Prabowo-Gibran
Komisi II DPR: Pemerintah Segera Selesaikan Pembayaran Lahan Tol Pekanbaru-Padang
Alek Kurniawan Resmi Sandang Gelar Doktor Ilmu Pemerintahan IPDN
Pemerintah Segera Bentuk Satgas Pemberantasan Judi Online
Bandara SSK II Pekanbaru Catat Kenaikan Penumpang Signifikan Musim Lebaran 2024
Atasi Kenaikan Debit Air, PLTA Koto Panjang Buka Spillway Gate
Serapan Hanya 20 Persen, Pj Wako Minta OPD Tingkatkan Realisasi Anggaran
Kurir Sabu 23,8 Kg Ditangkap di Medan, Pernah Dipenjara 2 Kali
Diduga Korupsi Bansos Rp 1,7 Miliar Mantan Bupati Bone Bolango Ditahan
Bersinergi dengan Pemkab Pelalawan, Bupati Zukri Terima PJS Award 2024
 


Home

Redaksi | Pedoman Media Siber | Indeks Berita
© 2012-2022 PT Media Klik Riau, All rights reserved.
Comments & suggestions please email : redaksi.klikriau@gmail.com