Tahun 2017 BKSDA Catat 12 Konflik Manusia-Satwa Liar, Tiga Tewas
Jumat, 05/Januari/2018 - 07:26:05 WIB
|
|
Harimau masuk pemukiman warga di Inhil, Riau, tahun 2017. Foto dok
|
|
PEKANBARU - Sepanjang tahun 2017 Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau mencatat 12 kali terjadi konflik antara satwa liar dan manusia di Riau. Dari jumlah tersebut ada tiga orang yang meninggal dunia.
Menurut Humas BBKSDA Riau, Dian Indriati ,konflik tersebut terjadi di beberapa tempat di Riau. Mulai dari konflik dengan gajah, harimau, beruang, dan buaya.
"Jumlah tersebut merupakan yang kita tangani di 2017," kata Dian.
Dian menjelaskan konflik pertama terjadi di Tapung, Kampar dimana telah dua kali terjadi konflik dengan gajah liar. Kedua terjadi dua kali konflik dejgan gajah liar di Duri, Bengkalis.
"Yang terakhir ini menimbulkan korban satu orang meninggal dunia," jelasnya.
Selanjutnya konflik dengan gajah liar juga pernah terjadi di Kelayang, Inhu. Konflik ini tidak menimbulkan korban jiwa.
Selanjutnya konflik dengan harimau terjadi di Plangiran, Inhil. Konflik ini terjadi sekali dan berulang serta menyebabkan satu orang meninggal.
Di Kampar, juga pernah terjadi penyerangan oleh beruang sebanyak dua kali. Di mana sepasang suami istri terkena serangan beruang, satu orang luka berat dan seorang lagi meninggal dunia.
"Konflik beruang juga pernah terjadi di Bukit Batu, Bengkalis. Tidak ada korban jiwa di sana," kata Dian.
"Yang terakhir konflik dengan buaya terjadi terjadi tiga kali yakni masing-masing di Pekanbaru, Dumai, dan Duri," kata Dian.
Untuk konflik harimau yang kemarin terjadi di Inhil, ini disebabkan adanya konflik dengan harimau. Dian mengatakan sejak kemarin tim BBKSDA Riau sudah langsung turun ke lapangan untuk melihat kondisi terkini.**/mc/zie