ACEH - Luar biasa, agaknya kata ini pantas ditujukan untuk Maulidar Yusuf (27), perempuan berjilbab dengan hati mulia. Hampir tiap sore dia dikerubungi sejumlah anak-anak. Mereka mengajak pendiri Taman Edukasi Anak Pemulung itu jalan-jalan.
Lalu Maulidar dan anak-anak tersebut berkeliling bersama menyusuri jalan di sekitar tempat dia mengajar. Anak-anak yang tinggal di kampung pemulung di Kampung Jawa, Banda Aceh, Aceh ini ceria.
Mereka bercerita banyak hal sambil jalan. Sesekali, Maulidar dan anak-anak tertawa lepas. Sore itu, mereka sempat singgah di depan salah satu rumah penduduk. Setelah melihat-lihat beberapa saat, mereka kembali.
"Kakak, kakak, ayo kita jalan-jalan lagi. Kita jalan-jalan naik mobil," kata anak-anak itu secara kompak.
Momen keakraban ini memang dirasakan Maulidar saban sore. Ia mengajar selepas salat Asar dan berakhir jelang Magrib mulai Rabu hingga Minggu. Ketika proses belajar mengajar berakhir, anak-anak itu mendekat ke Maulidar dan menyalami tangannya. Setelah itu, peserta didik di sana berbagi tugas mulai dari melipat tikar yang mereka pakai saat belajar hingga memindahkan papan tulis.
Beberapa orang tua anak-anak ini melihat proses belajar mengajar dari dekat. Ibu-ibu ini duduk di sebuah tempat menunggu buah hati mereka hingga selesai belajar.
Kehadiran Maulidar yang menjadi pahlawan pendidikan bagi anak-anak di sana disambut baik para warga. Laila Wati (37) seorang warga di sana berharap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan Maulidar dapat bertahan lebih lama lagi.
Bagi Laila, les privat yang diadakan Maulidar saban sore sangat membantu anak-anaknya. Keempat buah hatinya Kiran (9), si kembar Nisahul dan Rahul (9), dan Ayu (13) saban sore menghabiskan waktu untuk belajar di Taman Edukasi Anak Pemulung. Waktu sore hari kini menjadi lebih bermanfaat.
"Kami harapkan kegiatan belajar ini tetap berlangsung dengan baik karena ini sangat membantu anak-anak kami dalam bidang pendidikan," kata Laila.
Bagi Maulidar, dirinya punya kebahagiaan tersendiri kala melihat anak-anak didiknya mendapat juara di sekolah mereka. Di Taman Edukasi Anak Pemulung ini, Maulidar mengajar dibantu sejumlah relawan.
"Yang paling berkesan dan bahagia bagi saya adalah ketika mereka menjadi juara di sekolah. Ketika motivasi belajar mereka besar, ketika mereka memilih duduk di sini ketimbang main sore. Padahal ini kan sore jam mereka main-main tapi mereka lebih memilih belajar," kata Maulidar.
Maulidar mengajar anak-anak pemulung itu dengan sukarela, tanpa digaji siapa pun. Hal itu sudah dijalaninya 7 tahun belakangan.
"Keinginan saya mengajar di sini yang pertama biar orang ini pinter, biar ada perubahan juga dengan kondisi keluarga mereka yang serba keterbatasan, kita membantu pendidikan mereka," ungkap istri Aiyub Bustamam ini. ***
Sumber: Detik.Com