PEKANBARU- Media massa mempunyai peran yang strategis dalam menginformasikan tentang Kota Layak Anak (KLA) ke seluruh stakholder yang ada di Kota Pekanbaru.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Pekanbaru, Mahyuddin, pada rapat kerja bersama media massa, Jumat (23/3) di ruang Multi Media Kantor Wali Kota Pekanbaru.
Mahyuddin menyebut, dengan adanya kerjasama ini diharapkan ada kesepakatan dengan media massa agar satu pandangan, satu visi bahwa Pekanbaru harus menjadi KLA.
"Indonesia Layak Anak tahun 2030 tidak akan terwujud jika kabupaten/ kota tidak layak anak, jadi kita bergerak dan bersinergi bersama-sama," ujar Mahyuddin.
Mahyuddin tidak menampik masih sulit mengajak stakholder menjadi mitra dalam membentuk KLA, namun saat ini ada sedikit peningkatan dari sebelumnya.
"Kepedulian sudah meningkat, memang koordinasi itu mudah diucapkan, tapi sulit dilaksanakan. Makanya saya akan membuat aplikasi online sehingga kawan-kawan mengimput data itu tak lagi manual," sebutnya.
Mahyuddin menambahkan, pada rapat kerja bersama ini juga dibentuk Forum Pewarta Layak Anak. Forum ini nantinya berfungsi sebagai corong pemerintah agar pemberitaan Kota Layak Anak semakin masif. Sehingga seluruh warga Pekanbaru mengerti tentang kota layak anak. Dan itu bukan hanya program pemerintah tetapi kebutuhan masyarakat Pekanbaru.
"Pemerintah hanya memfasilitasi. Jika masyarakat kesadarannya tinggi dari pemberitaan media massa warga akan sadar sendiri bahwa ini adalah untuk pemenuhan hak anak," imbuhnya.
Di sisi lain, Wakil Ketua Tim Pengembangan KLA, Hj Rosmawati menyebut, peran media massa adalah penentu terwujudnya Kota Layak Anak .
"Tanpa pemberitaan dari media massa akan mustahil Kota Layak Anak akan naik keperingkat lebih tinggi," kata Rosmawati.
Sebab, kata mantan Kabid Perlindungan Anak, BP2AKB Provinsi Riau ini, salah satu syarat meraih tahapan lebih tinggi adalah dengan banyaknya media massa yang mengangkat pemberitaan tentang anak. (win)