Hutan Kerumutan Pelalawan yang Indah, Tempat Flamingo Singgah
Sabtu, 21/Juli/2018 - 14:14:51 WIB
PEKANBARU - Tak banyak yang mengetahui jika kawasan suaka marga satwa Kerumutan, Teluk Meranti, Pelalawan, merupakan tempat singgah dari burung-burung imigran yang berasal dari Asia Selatan untuk berkembang biak. Kkawasan ini di kenal dengan kawasan Important Bird Area/ IBA dan Endangered Bird Area/ EBA.
Padahal jika ini dikelola dengan baik, keberadaan burung-burung ini akan menjadi nilai jual luar biasa. Wisatawan mancanegara akan berdatangan. Belum lagi hutannya yang masih perawan, indah dan menenangkan. Artinya, satu lagi destinasi wisata Riau yang menakjubkan terabaikan. Meski sayang, kini perambahan sudah pula melukai tubuh hutan Suaka Margasatwa Kerumjutan.
Kawasan ini telah ditetapkan sebagai kawasan lindung berdasarkan SK Menteri Pertanian No. 350/Kpts/II/6/1979. Saat ditunjuk, luasnya sekitar 120.000 ha. Setelah ditata batas menjadi 92.000 ha dengan tambahan lahan pengganti sehingg luasan suaka marga satwa menjadi 93.222 ha. Ekosistem SM. Kerumutan merupakan hutan hujan dataran rendah dan hutan rawa dengan topografi datar.
Secara administrasi kawasan ini berada di Kabupaten Pelalawan, Indragiri Hulu, dan Indragiri Hilir. Di bawah pengelolaan wilayah kerja seksi konservasi wilayah I BKSDA Riau. Pintu masuk kawasan ini dari desa Teluk Meranti berupa sungai.
Pintu masuk kawasan ini dari desa Teluk Meranti adalah Sungai kelantan. Menyusuri Sungai Kelantan, di kiri dan kanan sungai akan terlihat ramai oleh burung burung yang beterbangan. Alur sungai yang lebar lama lama menjadi sempit. Bahkan bakung air ada yang menutupi alur sungai. Satu jam menyusuri sungai Kelantan, kita akan menjumpai bagan apung yang merupakan tempat menginap masyarakat Teluk Meranti yang mencari ikan, kegiatan menginap ini mereka sebut dengan mandah.
Selain memiliki kekayaan berupa kayu alam dan fauna yang menarik, Kerumutan juga memiliki potensi sungai yang membelah suaka marga satwa ini. Terdapat pasokan ikan air tawar yang melimpah disini. Ikan-ikan seperti toman, baung dan lais yang menghuni sungai di cagar alam ini di pancing oleh masyarakat Teluk Meranti yang mandah dan akan diolah menjadi salai. Rata rata masyarakat Teluk Meranti menghabiskan waktu sekitar satu sampai dua minggu di Kerumutan kemudian mereka akan menjual ikan pada saat hari pasar di Teluk Meranti.
Jika terus menyusuri sungai yang membelah Kerumutan, kita akan bertemu dengan sungai Indragiri. Ujung dari perjalanan kali ini adalah Tasik Petoluan, menurut masyarakat Teluk Meranti. Tasik atau danau ini adalah tempat dari burung imigran bertelur dan menetas. Sesuai dengan bahasa lokal dari tasik ini, petoluan yang arti nya tempat bertelur.
Pada saat musim bertelur, burung-burung banyak yang singgah di Tasik. Bahkan jika burung-burung yang ada di Tasik Petoluan ini terbang, langit di sekitar Tasik akan menjadi gelap tertutupi tubuh mereka.***/zie