Jumat, 29 Maret 2024
Follow:
Home
Gempa Lombok Juga Memperlihatkan Ketangguhan Manusia
Selasa, 14/Agustus/2018 - 22:44:21 WIB
  Akibat gempa di Lombok
 
TERKAIT:
   
 
LOMBOK - Gusti Agung Ary Suardana terpaksa meninggalkan keluarganya yang terdampak gempa tektonik 7 Skala Richter (SR) di Lombok, Nusa Tenggara Barat, awal Agustus 2018. Ia melakukannya karena harus menjalankan tugas menjaga Pulau Gili Trawangan pasca gempa.

Demi tugasnya sebagai anggota Tim Pencarian dan Pertolongan (SAR) Mataram, Agung melawan rasa was-was yang meliputinya saat memikirkan anak dan istrinya di Pagesangan Timur, Kecamatan Mataram.

"Sekarang istri dan anak-anak saya tinggal di teras dan bruga (balai) karena khawatir rumah ambruk jika terjadi gempa kembali," katanya, seperti yang dikutip dari Antara, Selasa (14/8).

"Saya was-was juga memikirkan keluarga, tapi ini tugas yang wajib, harus dilaksanakan demi kemanusiaan."

Bersama timnya, Agung tidur dengan perlengkapan ala kadarnya di Pantai Pelabuhan Bangsal, Kecamatan Pamenang, Kabupaten Lombok Utara, karena belum berani menempati bangunan pos milik TNI Angkatan Laut di sana. Khawatir masih ada gempa susulan.

Setiap hari, Agung menyisir Gili Trawangan, Gili Air, dan Gili Meno untuk mengawasi dan memantau situasi pasca-gempa.

Ia menuturkan pengalaman terberatnya saat mengevakusi wisatawan asing dari Gili Trawangan dari Minggu (5/8) sampai Selasa (7/8), yang membuatnya tidak bisa beristirahat.

Menurutnya perjalanan tim menuju Pelabuhan Bangsal pasca gempa tidak mudah. Mereka sempat menghadapi longsoran tanah dalam perjalanan.

Setelah itu mereka harus menangani wisatawan asing yang berlomba-lomba ingin naik ke kapal evakuasi di Gili Trawangan.

Usai proses evakuasi itu, Agung bersama rekan-rekannya sempat membantu evakuasi di Masjid Jamiul Jamaah di Dusun Pansor, Pamenang, Lombok Utara, tempat orang-orang terjebak di reruntuhan masjid karena tengah beribadah saat gempa berlangsung.

"Semoga kondisi masyarakat yang terdampak gempa segera pulih baik secara mental maupun materiil," katanya.

Sementara itu sekumpulan relawan dari Gerakan Nasional Koin untuk Lombok, tiba di Desa Kekait, Gunungsari dan Sandiq untuk menyerahkan bantuan bagi korban gempa.

Para relawan tersebut membagikan bantuan logistik untuk korban gempa di pelosok-pelosok desa yang paling parah terdampak gempa.

"Mereka menyaluran makanan dan non-makanan untuk bayi seperti susu, biskuit, obat dan popok serta terpal," kata Amin Sudarsono, Koordinator Gerakan Nasional Koin untuk Lombok.

Mengatasi persoalan mendasar

Pada Sabtu (11/8), korban gempa di Dusun Tangga, perbukitan Gunung Rinjani, Lombok Utara, masih belum tersentuh bantuan pemerintah.

Sementara itu, korban gempa 7 Skala Richter (SR) di Desa Senaru, Lombok Utara, sudah bisa mengatasi ketiadaan air bersih setelah mendapatkan bantuan alat filter air dari relawan.

"Kita Sabtu kemarin, mendistribusikan dan mengajari warga Desa Senaru untuk menggunakan filter air supaya lebih praktis," kata Indriyatno, relawan lain yang juga dosen Program Studi Kehutanan Universitas Mataram.

Jadi, ia melanjutkan, dengan adanya alat filter air itu bisa mengurangi permasalahan ketiadaan air bersih selama ini yang menjadi kendala sehari-hari bagi korban gempa.

Sementara itu sekumpulan relawan dari Gerakan Nasional Koin untuk Lombok, tiba di Desa Kekait, Gunungsari dan Sandiq untuk menyerahkan bantuan bagi korban gempa.

Para relawan tersebut membagikan bantuan logistik untuk korban gempa di pelosok-pelosok desa yang paling parah terdampak gempa.

"Mereka menyaluran makanan dan non-makanan untuk bayi seperti susu, biskuit, obat dan popok serta terpal," kata Amin Sudarsono, Koordinator Gerakan Nasional Koin untuk Lombok.

Mengatasi persoalan mendasar

Pada Sabtu (11/8), korban gempa di Dusun Tangga, perbukitan Gunung Rinjani, Lombok Utara, masih belum tersentuh bantuan pemerintah.

Sementara itu, korban gempa 7 Skala Richter (SR) di Desa Senaru, Lombok Utara, sudah bisa mengatasi ketiadaan air bersih setelah mendapatkan bantuan alat filter air dari relawan.

"Kita Sabtu kemarin, mendistribusikan dan mengajari warga Desa Senaru untuk menggunakan filter air supaya lebih praktis," kata Indriyatno, relawan lain yang juga dosen Program Studi Kehutanan Universitas Mataram.

Jadi, ia melanjutkan, dengan adanya alat filter air itu bisa mengurangi permasalahan ketiadaan air bersih selama ini yang menjadi kendala sehari-hari bagi korban gempa.

Air minum itu cukup difilterkan tanpa harus dimasak mengingat sumber mata air yang putus.

Pendistribusian 20 unit filter air juga dilakukan di Desa Sokong Tanjung mengingat sanitasi yang rendah, sehingga menimbulkan ancaman diare dan muntaber.

Selain itu, ia menambahkan, pihaknya juga memperkenalkan WC kering atau toilet kompos. **/sumber: CNNIndonesia

 
Berita Terbaru >>
3 Calon Pj Wako Pekanbaru Segera Diusulkan
Pembobol Toko HP di Pekanbaru Ditembak Polisi!
Pj Gubri Resmikan Masjid Taqwa Muhammadiyah Tuah Madani
TK An Namiroh 2 Pekanbaru Berbagi Nasi Kotak di Simpang Srikandi Ujung
Maksimalkan Pelayanan, Pemko Pekanbaru akan Bangun Dua Pos Damkar Baru
Agar Mudik Aman dan Nyaman, Hindari Tanggal Ini!
ICCR Bagikan Ratusan Paket Sembako untuk Warga Sidomulyo Barat Tuah Madani
Bahas Pelaksanaan HUT, Ini Tiga Agenda Besar PJS
Nikel di Sultra Milik Semua Rakyat Sultra, Pemerintah Harus Lebih Adil
Truk Terobos Palang Pintu, Masinis KA Putri Deli Terluka
 


Home

Redaksi | Pedoman Media Siber | Indeks Berita
© 2012-2022 PT Media Klik Riau, All rights reserved.
Comments & suggestions please email : redaksi.klikriau@gmail.com