LONDON - Melihat tampilan, gaya, kecerdasan serta kesuksesan seorang Meghan Markle, yang kini telah menjadi salah satu keluarga kerajaan Inggris, tentu tidak ada yang menduga bahwa perempuan ini juga produk sebuah keluarga yang bermasalah.
Kebanyakan orang akibat permasalahan keluarga tersebut bisa mengganggu hati, membikin frustasi bahkan bisa menyebabkan kegagalan dalam kehidupan, tetapi itu tidak berlaku bagi Meghan. Meski pun drama keluarga Meghan Markle tak kunjung usai hingga kini.
Bahkan seperti sinetron, drama keluarga Meghan ini terus menjadi tontonan publik. Jelas itu bukan sesuatu yang mudah bagi Markle. Apalagi kedua belah keluarga tampaknya sulit untuk dihubungkan.
Lalu bagaimana cara Meghan menghadapi persoalan yang menderanya? Sejumlah pakar psikologi menyebut ada beberapa cara yang dilakukan Meghan, yakni;
1. Diam
Pepatah 'diam itu emas' barangkali benar adanya. Sikap diam Meghan adalah pilihan tepat dalam kondisi seperti ini.
Melepaskan diri bukan berarti lari dari masalah dan tidak bertanggung jawab. Namun, berjarak dengan pusat konflik adalah bentuk dari perlindungan diri untuk tetap tenang.
"Orang-orang yang ribut itu tak akan berubah. Terkadang, sifat baik orang-orang seperti itu bisa jadi cuma manipulasi," ujar psikolog asal California, Amerika Serikat, Sherrie Campbell.
"Saya pikir Meghan tak bermaksud menyakiti hati keluarganya, tapi sikap diam itu adalah caranya untuk berlindung. Markle perlu meyakinkan dirinya jika dia pantas untuk dicintai tanpa perlu adanya manipulasi."
2. Berjarak
Menjauhkan diri dari orang-orang yang dicintai adalah tugas terberat manusia. Namun, pakar kejiwaan di Dell Medical School, Texas, AS, Carrie Barron, menyebut bahwa terkadang itu diperlukan ketika seseorang beranjak dewasa.
Tak selamanya kita harus hidup sedekat mungkin dengan keluarga. Semakin jauh dengan keluarga ketika seseorang beranjak dewasa dan memiliki kehidupannya sendiri adalah hal yang lumrah.
Sederet tuduhan ditujukan pada Meghan. Jika ingin menyelesaikan masalah, adalah penting untuk melawan tuduhan-tuduhan itu dengan tindakan. Barron mencontohkan, jika Markle dituduh tak mau mengajak keluarganya ke Istana Kensington, maka undanglah mereka untuk bertandang.
3. Mencari Dukungan
Dalam setiap permasalahan hidup, dukungan orang-orang terdekat adalah penting. Sumber menyebutkan bahwa hubungan Meghan dengan para sahabat selalu 'kencang'. Tak cuma itu, Meghan juga terlihat dekat dengan sang ibu.
"Tak apa jika Markle merasa lebih dekat dengan ibunya," ujar psikoterapis, Tina B Tessina. Yang terpenting adalah hadirnya orang-orang di sekitar Meghan yang mendukungnya.
Tessina menambahkan, selain tetap dekat dengan sahabat, Meghan juga perlu menjauh dari para 'toxic people' yang tak bisa menghargainya.
4. Rangkulan dari keluarga baru
The Royal tak punya banyak pengalaman berurusan dengan anggota keluarga yang tidak patuh. Keengganan mereka untuk mengomentari Duchess of Sussex kemungkinan adalah hal yang disengaja.
"Jika ingin mendukung Markle, The Royal harus fokus mendengarkan Markle dan menanyakan persoalan itu sesekali saja. Tak perlu terus menerus," ujar psikolog asal Washington DC, Marie Land.***/CNNIndonesia