Kamis, 25 April 2024
Follow:
Home
Jokowi Minta Menteri Ekonomi Jaga Rupiah
Senin, 03/September/2018 - 20:32:23 WIB
 
 
TERKAIT:
   
 
JAKARTA- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengimbau para menterinya di bidang ekonomi untuk menjaga nilai tukar rupiah dan mengkomunikasikan perkembangannya kepada masyarakat.

Dalam rapat terbatas antara tim ekonomi Kabinet Kerja dan Bank Indonesia (BI) di Kompleks Istana Kepresidenan sore tadi, Darmin mengungkap keinginan Jokowi agar masyarakat benar-benar mengetahui apa-apa saja yang sudah dan akan dilakukan pemerintah untuk menciptakan stabilisasi rupiah.

"Presiden menekankan 'jangan sampai kalian sudah lakukan sesuatu, tapi masyarakat bilang belum'. Jadi, harus dikomunikasikan dan dimonitor," ujarnya menyampaikan pesan Jokowi kepada media di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Senin (3/9).

Selain masalah komunikasi, sambung dia, Jokowi juga meminta perkembangan terkini dari berbagai upaya stabilitas rupiah yang telah dilakukan masing-masing institusi. Misalnya, dari sisi pemerintah, Kabinet Kerja telah mencanangkan beberapa langkah untuk menurunkan defisit transaksi berjalan.

Pasalnya, defisit transaksi berjalan sedikit banyak mempengaruhi pelemahan nilai tukar rupiah saat ini. Sementara langkah-langkah yang disiapkan untuk menurunkan defisit transaksi berjalan, yaitu pembatasan impor 900 komoditas, perluasan mandatori biodiesel 20 persen (B20), pengurangan impor barang modal Pertamina dan PLN, peningkatan ekspor industri dan pariwisata, hingga peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)

"Misalnya soal B20 dan TKDN, ini kan sudah dibicarakan dua tahun berarti monitoring ya bagaimana? Jangan sampai B20 juga sama lagi (seperti tahun-tahun sebelumnya)," katanya.

Di sisi lain, Jokowi kembali mengingatkan agar tim ekonomi Kabinet Kerja dapat bergerak lebih cepat untuk memaksimalkan hasil dari kebijakan-kebijakan tersebut. Tujuannya, agar dampak pelemahan rupiah tidak berkepanjangan.

Namun, dipastikan Darmin, dampak pelemahan rupiah yang dikhawatirkan lebih banyak dari sisi ekonomi ketimbang pergulatan politik jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

"Karena jangan sampai rupiah kemudian membuat bisnis menjadi susah dijalankan, investasi asing di porotofolio jadi pada keluar. Kalau soal politiknya tentu saja tidak bahas, yang dibahas ekonominya," tandasnya.

Saat ini, rupiah berada di kisaran Rp14.800 per dolar AS. Pelemahan rupiah ini berlangsung terus menerus sejak awal tahun, saat masih berada di kisaran Rp13.400 per dolar AS. (CNN)

 
Berita Terbaru >>
Jokowi Tegaskan tak ada Tim Transisi untuk Pemerintahan Prabowo-Gibran
Komisi II DPR: Pemerintah Segera Selesaikan Pembayaran Lahan Tol Pekanbaru-Padang
Alek Kurniawan Resmi Sandang Gelar Doktor Ilmu Pemerintahan IPDN
Pemerintah Segera Bentuk Satgas Pemberantasan Judi Online
Bandara SSK II Pekanbaru Catat Kenaikan Penumpang Signifikan Musim Lebaran 2024
Atasi Kenaikan Debit Air, PLTA Koto Panjang Buka Spillway Gate
Serapan Hanya 20 Persen, Pj Wako Minta OPD Tingkatkan Realisasi Anggaran
Kurir Sabu 23,8 Kg Ditangkap di Medan, Pernah Dipenjara 2 Kali
Diduga Korupsi Bansos Rp 1,7 Miliar Mantan Bupati Bone Bolango Ditahan
Bersinergi dengan Pemkab Pelalawan, Bupati Zukri Terima PJS Award 2024
 


Home

Redaksi | Pedoman Media Siber | Indeks Berita
© 2012-2022 PT Media Klik Riau, All rights reserved.
Comments & suggestions please email : redaksi.klikriau@gmail.com