DONGGALA - Data korban sementara akibat gempa berkekuatan 7,4 SR yang melanda Donggala, Sulawesi Tengah, yang disusul tsunami, tercatat 48 orang tewas dan 325 orang terluka.
Menurut Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, Sabtu (29/9/2018, data tersebut data sementara dan masih bisa terus bertambah.
Dari total korban meninggal tersebut, paling banyak disebabkan gempa. Untuk korban akibat tsunami saat ini masih dalam pendataan.
Selain korban jiwa, gempa dan tsunami di Donggala menyebabkan sejumlah bangunan rusak. Salah satunya Jembatan Kuning, yang menjadi ikon Kota Palu.
Pusat perbelanjaan atau mal terbesar di Kota Palu, Mal Tatura Jala Emy Saelan, juga ambruk. Hotel Roa Roa berlantai 8 di Jalan Pattimura rata dengan tanah. Di hotel terdapat 76 kamar dari 80 kamar yang terisi oleh tamu.
Rumah Sakit Anutapura yang berlantai empat di Jalan Kangkung, Palu, juga roboh. Jembatan Kuning Ponulele roboh diterjang tsunami. Jalur trans Polo-Poso-Makassar tertutup longsor.
Selain itu, Bandara di wilayah Palu juga mengalami kerusakan, dari runway hingga tower. Bandara ditutup untuk penerbangan komersial. Berikut ini datanya.
Wilayah Terdampak
Sejumlah kecamatan di Donggala dan Palu diperkirakan terkena dampak paling parah akibat gempa. Kecamatan yang diperkirakan terdampak parah akibat gempa adalah Balaesang Tanjung, Banawa, Banawa Selatan, Banawa Tengah, Labuan, Sindue, Sindue Tombusabora, dan Sindue Tobata.
Sedangkan wilayah terdampak paling parah akibat gempa dan tsunami di Palu adalah Mantikulore, Palu Barat, Palu Selatan, Palu Timur, dan Ulujadi.
Hingga siang ini, sejumlah kementerian dan lembaga negara bergerak untuk mengirimkan bantuan ke lokasi bencana. Begitu pun pihak TNI/Polri.***/int