KISAH Masyithah disebut dalam sebagian hadis Rasulullah Saw tentang Isra mi'raj yang diriwayatkan Imam Ahmad, Ibnu Hibban, dan Thabrani. Hadist tersebut datang dari Hammad bin Salamah dari Atha' bin Saib. Dalam perjalanan Isra Mi'raj ke Masjidil al-Aqsa, Rasulullah Saw melewati sebuah daerah yang aromanya sangat harum semerbak seperti harum kasturi.
Rasulullah Saw pun bertanya kepada Jibril, "Wahai Jibril, aroma harum apakah ini?" Jibril pun menjawab, "Ini adalah harum Masyithah, tukang sisir putri Firaun," Rasulullah pun kembali bertanya, "Apa gerangan kelebihan Masyithah?"
Masyithah merupakan salah satu pelayan istana Firaun. Ia bertugas sebagai tukang sisir putri Firaun. Telah bertahun-tahun lamanya keluarga Masyithah setia melayani istana. Ketika agama Ibrahim disampaikan Musa di tanah Mesir, mereka mengimaninya. Namun, tak ada yang tahu keimanan Masyithah, termasuk Firaun.
Hingga suatu hari, tibalah saat Allah menguji keimanan Masyithah dan keluarganya. Saat itu Masyithah tengah menyisir rambut putri Firaun. Tiba-tiba sisir di tangannya jatuh dan tanpa sadar asma Allah keluar dari lisan Masyithah. "Allah!" seru Masyithah spontan.
Putri Fir’aun bertanya kepadanya, Apakah Bapakku?
Masyithah menjawab, bukan, tetapi Rabbku dan Rabb bapakmu, yitu Allah.
Putri Firaun berkata lagi, aku akan memberitahukan ucapanmu kepada bapakku.
Masyithah menjawab, silahkan.
Anak Firaun lalu memberitahukan ucapan tukang sisirnya kepada Firaun. Lalu Firaun memanggil tukang sisir tersebut dan berkata, wahai Masyithah, apakah kamu mempunyai Rabb selainku? Masyithah menjawab, ya, Rabbku dan Rabbmu adalah Allah.
Firaun pun memerintahkan untuk menyiapkan minyak sebelanga untuk kemudian di panaskan hingga mendidih. Lalu Firaun memerintahkan tukang sisir tersebut dan keluarganya untuk menceburkan diri dan anak-anaknya ke dalam air yang mendidih tersebut.
Firaun kemudian bertanya, apa permintaanmu? Masyithah menjawab, aku ingin agar kamu mengumpulkan tulang-tulangku dan anakku dalam satu kain, lalu kuburlah kami semua dalam satu tempat. Firaun menjawab, Itu akan kami penuhi.
Lalu Firaun memerintahkan orang-orangnya untuk melemparkan anak-anak Masyithah ke dalam minyak panas tersebut. Mereka pun melemparkan anak-anak tersebut satu persatu didepan ibunya. Hingga anak terakhir yang masih menyusui, Masyithah tertegun, seakan-akan ia menjadi ragu karena anaknya yang masih bayi tersebut.
Atas kuasa Allah, tiba-tiba anak bayi tersebut berkata, wahai ibu, menceburlah, sesungguhnya azab dunia itu lebih ringan dibandingkan azab di akhirat. Masyithah pun segera menceburkan diri ke dalam minyak panas tersebut.
Dan dari keteguhan dan keyakinan hati Myasithah terhadap Allah SWT hingga rela mengorbankan nyawanya dan nyawa anak-anaknya demi agama Allah, membuat makam Masyithah mengeluarkan wangi yang tercium oleh Rasulullah Saw ketika beliau sedang Isra Mi'raj dari masjidil Haram ke masjidil Aqsa.***