PEKANBARU - Menurut data yang peroleh dari Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, terhitung Januari hingga akhir Februari 2019 terdapat sebanyak 1.775 warga terpapar Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
Penyebab tinggiya kasis ini, selain karena kondisi cuaca di Pekanbaru memasuki musim kemarau, juga akibat kabut asap dampak kebakaran hutan dan lahan (karthutla) di sejumlah kabupaten/kota tetangga yang sudah mulai menyelimuti Pekanbaru sejak beberapa pekan terakhir.
"Tidak semua penderita ISPA ini dampak karhutla, tapi ada banyak faktor juga seseorang terkena ISPA," ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Pekanbaru Maisel Fidayesi, Senin (11/3).
Disampaikannya, dari data Dinas Kesehatan, untuk penderita ISPA tertinggi tercatat di Puskesmas Limapuluh berjumlah 331 orang, Puskesmas Payung Sekaki 258 orang, Puskesmas Sidomulyo 239 orang dan Puskesmas Sail 159 orang.
Selanjutnya di Puskesmas Umban Sari 153 orang, Puskesmas Harapan Raya 143 orang, Puskesmas Sidomulyo 142 orang, Puskesmas Rejosari 103 orang, Puskesmas Pekanbaru Kota 103 orang, Puskesmas Tenayan Raya 83 orang, serta di Puskesmas Langsat 61 orang.
"Untuk penderita ISPA terbanyak usia 5 tahun ke atas," ungkap dia.
Maisel memperkirakan penderita ISPA terutama untuk usia di bawah umur akan terus meningkat mengingat kondisi cuaca yang tak menentu ditambah karhutla di sejumlah kabupaten/kota tetangga hingga kini masih berlanjut.
"Memang anak-anak paling banyak, karena kondisi tubuhnya lebih rentan (terserang ISPA) daripada orang dewasa," ujarnya.
Untuk itu, sebut Maisel, Dinas Kesehatan mengimbau warga untuk tetap menjaga kondisi tubuhnya agar senantiasa bugar dengan mengkonsumsi makan sehat dan rutin berolahraga.
"Karena dengan daya tahan tubuh yang lemah, sangat rentan terserang penyakit apalagi dengan terjadinya kabut asap dari karhutla. Maka kita himbau agar selalu menjaga kesehatan tubuh," tutupnya. (*)