PEKANBARU- Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (PB IPSI) melakukan agenda penyempurnaan perumusan aturan Pencak Silat Seni Sebagai acuan nasional dan internasional.
Hal ini terkait telah ditetapkannya pencak silat Indonesia sebagai warisan budaya tak benda.
Musyawara yang berlangsung 30 Januari hingga 2 Februari tersebut dibuka oleh Gubernur Riau yang diwakili Asisten I, Ahmad Syahroffie di Hotel Aryaduta Pekanbaru, Kamis (30/1/20) kemarin.
Turut hadir utusan LAM Riau Al Azhar, Kadis Pariwisata Riau, Raja Yose Rizal, 18 pendekar yang diutus PB IPSI serta undangan lain.
Hal ini diungkapkan Sekretaris Pengprov IPSI Riau, Panji Sumirat SE, Jumat (31/1/20). Dia menyebut perumusan tersebut dilakukan dalam rangka memperkuat keputusan Unesco bahwa pencak silat milik Indonesia.
"Terpilihnya Riau sebagai tuan rumah perumusan akan menjadi sejarah, sebab jika terwujud maka nama Riau akan tercatat pada buku panduan pencak silat dunia," kata Panji Sumirat.
Lebih jauh kata Panji, pada agenda ini PB IPSI mengeluarkan SK kepada 18 orang pendekar agar turun ke Riau.
"Hari ini dimulai Jam 9.00 WIB 18 Pendekar silat akan berdiskusi tentang perumusan aturan-aturan tersebut," ujarnya.
Dengan adanya rumusan ini Panji berharap pencak silat menjadi anak angkat negara, dapat dimasukkan ke dalam aturan Undang-undang sehingga bisa dibiayai oleh negara.
"Karena pencak silat merupakan salah satu alat kemerdekaan. Dan kita harus berani mengatakan itu," ucapnya penuh semangat.
Dikesempatan yang sama, Sekretaris Umum PB IPSI, Erizal Chaniago mengatakan, terpilihnya Riau sebagai tuan rumah perumusan tak lepas dari sejarah yang dimiliki bumi lancang kuning.
"Pertama bersatunya bangsa Indonesia karena adanya bahasa persatuan yang berasal dari bahasa melayu Riau.
"Kedua pencak silat sangat kental dengan adat dan budaya di Riau. Kemudian di Riau terdapat pakar-pakar silat yang bisa kita mintakan sumbang dan saran. Pakar tersebut juga kita datangkan dari Sumbar, Banten dan daerah lain," kata pria yang juga menjabat Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan KONI Pusat ini.
Erizal mengatakan saat ini dirinya dan para peserta lainnya tengah merumuskan penyempurnaan peraturan pertandingan dan sistem penilaian dalam pencak silat seni. Sebagai wujud pengembangan budaya Indonesia yaitu Pencak Silat. (Wina)