PEKANBARU - Di antara kunci hidup bahagia adalah sabar dan tawakal. Beruntunglah orang yang dalam hidupnya selalu menerapkan sabar dan tawakal dalam keadaan apapun.
Qana'ah (merasa cukup) adalah bukti amanah, amanah adalah bukti syukur, syukur adalah syarat penambahan nikmat, dan bertambahnya nikmat adalah bukti kekalnya nikmat, dan kehidupan ini adalah bukti segala kebaikan.
Sabar di saat musibah disebut iman. Sabar dalam sandang pangan disebut qana’ah (merasa cukup). Sabar dalam menyembunyikan keburukan orang lain di sebut kitman (orang yang menutup rapat aib saudaranya). Sabar demi persahabatan disebut kesetiaan.
Mereka yang bersabar akan mendapatkan berita gembira dari Sang Khaliq, yakni Allah SWT. Mereka yang bersabar, Sang Pencipta pun bersamanya. Orang yang hilang kesabaran seperti lentera tanpa minyak. Sabar adalah kunci pembuka surga. Sabar adalah obat mujarab kesedihan.
Murung dan bersedih adalah separuh penyakit, sikap tenang itu separuh obat, dan sabar adalah langkah pertama penyembuhan. Dan puncaknya, Allah Ta'ala selalu bersama dengan orang-orang yang sabar dan diberinya pahala tanpa batas.
“Sesungguhnya orang-orang yang bersabar itu akan dipenuhi pahala mereka dengan tiada hitungannya.” (QS Az Zumar: 10)
Adapun tawakal berarti memilih wakil. Bahwa kredibilitas wakil yang baik, paling tidak dari empat sifat; yaitu berpengetahuan cukup, kepercayaan, berkemampuan, dan penuh perhatian.
Maka tawakal kepada Allah tidak mempunyai maksud lain, kecuali bahwa manusia menjadikan Allah sebagai wakilnya dalam menghadapi persoalan, musibah, musuh, dan masalah yang dihadapinya.
Ketika seseorang telah sampai pada jalan buntu dalam upaya mencapai tujuan dan tidak punya kemampuan lagi utk menyelesaikan dan memecahkannya, ia akan sandarkan diri padaNya dengan tanpa menghentikan usahanya.
Dan jika ia mempuyai kemampuan untuk melakukan tugasnya, ia tetap menganggap bahwa restu Allah-lah yang akhirnya ia menjadi sukses.**/rol