Kamis, 25 April 2024
Home
 
Harkitnas 2015
Revolusi Mental Menuju Indonesia Lebih Baik
Rabu, 20/Mei/2015 - 16:07:33 WIB
Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) yang diperingati tanggal 20 Mei setiap tahunnya, merupakan peristiwa sejarah bagi perjalanan bangsa, dan negara ini. Dengan dimulainya pergerakan-pergerakan, pastinya dengan niat yang tulus mereka yang terlibat dalam pergerakan ini demi kemerdekaan Indonesia, serta kebaikan dan perkembangan bangsa ini.

Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari tidak kurang 13.000 pulau yang tersebar dari Sabang hingga Merauke (hasil survei dan verifikasi terakhir Kementerian Kelautan dan Perikanan). Beragam suku bangsa, bahasa dan agama juga menjadi hal yang unik dari Bangsa Indonesia.

Sedikit saja gesekan yang terjadi dalam masyarakat maka akan berakibat fatal, sering kita saksikan dalam media massa beberapa peristiwa yang mencabik-cabik rasa nasionalisme kebangsaan. Perang antar suku, pemberontakan, tawuran warga dan lain-lain yang dapat menjadi pemicu disintegrasi bangsa.

Untuk itu diperlukan rasa kebangsaan yang tinggi agar Bhinneka Tunggal Ika bukan hanya semboyan yang menjadi slogan belaka, tetapi benar-benar dapat menjiwai perilaku seluruh rakyat Indonesia. Dan salah satu hal yang bisa menumbuhkan rasa kebangsaan adalah Kebangkitan Nasional, bangkit dari keterpurukan, bangkit dari ketertinggalan, bangkit dari ketidakadilan, bangkit dari kemiskinan dan kebodohan.

Sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesaia (NKRI) seharusnya Pemerintah memberikan perlakuan yang sama terhadap rakyatnya dari Sabang sampai Marauke, bila rakyat di satu wilayah sejahtera maka selayaknya rakyat di wilayah lainpun sejahtera agar asas Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia dapat diimplementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Jika kita kembali kepada sejarah, kebangkitan nasional merupakan peristiwa bangkitnya semangat persatuan, kesatuan dan nasionalisme diikuti dengan kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia. Selama masa penjajahan semangat kebangkitan nasional tidak pernah muncul hingga berdirinya Boedi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908 dan ikrar Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.

Organisasi Boedi Oetomo yang didirikan pada tanggal 20 Mei 1908 oleh Dr. Sutomo dan para mahasiswa STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen) yaitu Goenawan Mangoenkoesoemo dan Soeraji serta digagas oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo pada awalnya bukan organisasi politik, tetapi lebih kepada organisasi yang bersifat sosial, ekonomi, dan kebudayaan. Namun seiring waktu Boedi Oetomo kemudian menjadi cikal bakal gerakan yang bertujuan untuk kemerdekaan Indonesia.

Kongres pertama Boedi Oetomo diselenggarakan tanggal 3 - 5 Oktober 1908 di Yogyakarta. Saat itu organisasi Boedi Oetomo telah memiliki tujuh cabang di beberapa kota yaitu Batavia, Bogor, Bandung, Magelang, Yogyakarta, Surabaya, dan Ponorogo. Pada kongres pertamanya ini Raden Adipati Tirtokoesoemo (mantan bupati Karanganyar) yang berasal dari kaum priyayi diangkat sebagai presiden Budi Utomo yang pertama.

Dan sejak itu banyak anggota baru yang berasal dari kalangan bangsawan dan pejabat kolonial bergabung dengan organisasi Boedi Oetomo, namun hal ini justru membuat anggota dari kalangan pemuda memilih keluar dari organisasi ini.

Organisasi Boedi Oetomo sendiri dalam perjalanan sejarahnya mengalami beberapa kali pergantian pimpinan dan sebagian besar berasal dari kalangan bangsawan seperti Raden Adipati Tirtokoesoemo mantan Bupati Karanganyar yang menjadi presiden pertama Budi Utomo dan Pangeran Ario Noto Dirodjo dari Keraton Pakualaman.

Berturut-turut setelah Boedi Oetomo didirikan pada tahun 1908 diikuti berdirinya Partai Politik pertama di Indonesia Indische Partij pada tahun 1912, kemudian pada tahun yang sama Haji Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang Islam di Solo, KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah di Yogyakarta, Dwijo Sewoyo dan kawan-kawan mendirikan Asuransi Jiwa Bersama Boemi Poetra di Magelang.

Karena dianggap sebagai organisasi yang menjadi pelopor bagi organisasi kebangsaan lainnya sebagaimana disebutkan di atas, maka tanggal kelahiran Boedi Oetomo yaitu 20 Mei ditetapkan sebagai Hari Kebangkitan Nasional.

Revolusi Mental

Harkitnas ke-107 tahun 2015 semua pasti setuju sebagai momentum kebangkitan bangsa Indonesia. Keterpurukan dari berbagai hal mestinya dilakukan perbaikan. Barangkali dimulai dari diri sendiri hingga pucuk pimpinan negara kita ini.

Penulis sepakat apa yang disampaikan pengamat politik dari Universitas Nasional Muflizar. Baginya, peringatan Hari Kebangkitan Nasional tahun ini haruslah menjadi perekat untuk mengingat kembali apa yang diharapakan oleh para pejuang nasional dulu dan para pendiri republik ini.

Tanggal 20 Mei, lanjutnya, merupakan momen terbaik untuk menyatukan langkah dan berkontribusi dalam pembangunan nasional. Dengan kata lain, harus menjadi momen memulai revolusi mental.

 “Bukan justru memanfaatkan peringatan kebangkitan nasional untuk melakukan hal yang sifatnya justru menjadi kontra produktif,” ujar Muflizar yang juga Direktur Publika Consulting itu dalam keterangan persnya, kemarin, seperti dikutip dari jpnn.com.

Khusus bagi kalangan generasi muda dalam hal ini mahasiswa, kebangkitan nasional harus dijadikan momentum untuk menunjukkan kiprah di bidang keilmuan dan fokus pada hal yang berkaitan dengan dunia kemhasiswaan.

Begitu pula halnya dengan para pekerja atau buruh, peringatan kebangkitan nasional ini haruslah dijadikan sebagai katalisator untuk sumbangsih pada dunia industri dan jasa.
 “Mengingat kompetisi global, kita membutuhkan buruh yang memiliki kemampuan khusus agar bisa terus bersaing,” jelasnya.
Disisi lain, Muflizar menilai program pemerintahan Presiden Joko Widodo dalam semangat Nawacita, harus diarahkan bagi tercapainya akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional serta  pemerataan distribusi kekayaan nasional.

Tentunya, hal ini harus dibarengi dengan keberanian mengubah sikap mental jajaran birokrasi, agar punya kemahiran dalam melakukan terobosan-terobosan. “Revolusi mental,dalam konteks mempersatukan seluruh energi positif nasional guna mewujudkan program program pemerintahan, tentunya menjadi begitu penting untuk dilaksanakan oleh seluruh elemen bangsa," sebutnya.

Menurut dia, ada begitu banyak “pekerjaan-rumah “ yang harus di selesaikan secara solutif oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo. Di antaranya bidang ekonomi dan aspek keamanan nasional. Roda perekonomian nasional tetaplah harus  terus digenjot untuk menghasilkan  pertumbuhan eknomi di atas 6 persen.

"Meskipun tren dunia sedang menunjukkan kelambanan, tetapi pemerintahan Joko Widodo harus tetap optimis mampu mencapai pertumbuhan signifikan," ujarnya.

Meski diakui, tugas pemerintah bukanlah pekerjaan yang mudah untuk dilaksanakan. "Diperlukan adanya stabilitas politik nasional dan kesamaan visi dari seluruh elemen bangsa untuk mendukung jalannya program pemerintahan yang dicanangkan Presiden Joko Widodo,” ucapnya.

Juga dilansir dari liputan6.com, hasil pembahasan panja antara pemerintah dan Badan Anggaran DPR RI menyetujui penyertaan anggaran sebanyak Rp 149 miliar untuk road map dan operasional kegiatan revolusi mental dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2015.

Dengan begitu, diharapkan momentum Harkitnas 2015 ini bisa diwujudkan agar Indonesia lebih baik melalui program revolusi mental. Ada beberapa kata kunci dalam mewjudukan Indonesia lebih baik adalah peran serta seluruh lapisan masyarakat benar-benar memahami arti perjuangan para tokoh Nasional dalam pergerakan kebangkitan nasional kala itu. Dan mari kita wujudkan kebersamaan dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika serta selalu menjadi wadah dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). *** Amril Jambak, peneliti Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia (LSISI)



+ Index OPINI
  Selasa, 29/Juni/2021-17:27:57
Aspek Agen Sebagai Aktor Perubahan dengan Pendekatan Ekonomi Perilaku
  Senin, 19/Oktober/2015-10:22:03
Joko Widodo dan Media Darling
  Minggu, 02/Agustus/2015-12:50:50
Catatan Tentang Cinta Da Bas dan Uni Ros
  Sabtu, 25/Juli/2015-10:20:11
Makna Halal bi Halal
  Rabu, 22/Juli/2015-18:11:45
Toleransi Beragama, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI
  Senin, 22/Juni/2015-23:37:17
Ramadahan Menuju Madarasah Rabbaniyyah
  Kamis, 18/Juni/2015-14:58:59
Ramadhan, Momentum Peningkatan Kualitas dan Kapasitas
  Selasa, 16/Juni/2015-16:34:04
Serba Palsu, Siapa yang Salah?
  Jumat, 29/Mei/2015-08:51:08
Simalakama Negeri Jerebu
  Rabu, 20/Mei/2015-16:07:33
Revolusi Mental Menuju Indonesia Lebih Baik
  Minggu, 26/April/2015-18:07:55
Mungkinkah May Day Diisi Acara Positif?
  Selasa, 21/April/2015-16:40:04
Momentum Kebangkitan Indonesia
  Rabu, 15/April/2015-07:23:07
UN 2015, Memperbaiki Sistem Pendidikan Nasional


Home

Redaksi | Pedoman Media Siber | Indeks Berita
© 2012-2022 PT Media Klik Riau, All rights reserved.
Comments & suggestions please email : redaksi.klikriau@gmail.com