| |
Catatan Tentang Cinta Da Bas dan Uni Ros
Minggu, 02/Agustus/2015 - 12:50:50 WIB
 Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un --Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan kepada Allah jugalah kami kembali-- kalimat ini dengan rasa perih menguap di ujung lidah, ketika kabar itu datang, telah kembali kepangkuanNya, Uni Rosdiati, istri Uda Basril Djabar subuh tadi. Melafazkan Al-Fatihah, tanpa terasa air mata pun jatuh.
Meski langkah beranjak jauh pada tempat yang lebih 14 tahun menjadi naungan, Harian Singgalang, tetapi hati masih terpaut pada silaturahmi. Tak ada yang terputus, karena ada kalanya kita berjumpa, atau hanya sekedar tegur sapa di balik deringan HP, atau sekedar like di laman media sosial saja. Tetapi kenangan tak lah pernah ungkai. Soal pahit getir, itu hanyalah cubitan hidup, karena kebaikan akan selalu mengalahkan ketidak sukaan sekejap, oleh keadaan, oleh kondisi, ketika kaki melangkah pergi dari sana.
Tetap dalam radar ingatan, sebuah wajah cantik, wajah Uni, istri Da Bas, yang dengan setia selalu hadir mendampingi, saat penting atau saat santai Da Bas. Wajah yang tak pernah tanpa senyuman, duduk di lantai 2 Harian Singgalang dan terkadang kami pun, karyawan dan Uni kerap berbual-bual, tentang apa saja, soal hidup yang harus disyukuri. Wajah dan senyum yang menjadi penyejuk, karena pada sisi lain Da Bas adalah orang yang spontan jika marah, kadang meledak dan kerap kali terbahak-bahak.
Mengurusi anak-anak, ketika itu masih kecil-kecil, bahkan Melvi masih dengan balutan seragam merah putih, Uni hampir tak pernah terlihat megeluh. Tetapi yang teringat, dengan lembut dan cekatan, Uni akan memenuhi tugasnya secara bersamaan, sebagai ibu dan sebagai istri. Hampir tak pernah juga melihat Uni keluyuran sendirian, seperti yang kalangan sosialita lakukan.
Kemana-mana selalu ada Uni dan Uda. Artinya, kesetiaan Uni Ros mendampingi Da Bas tak lah diragukan lagi. Dalam acara kantor, pesta nikah karyawan, buka puasa hingga halal bi halal, acara resmi atau pun tidak resmi, selalu terlihat Da Bas didampingi Uni. Nyata terlihat, dalam gerak hidupnya, Uni menyatu bersama jalan Da Bas. Hingga saya pindah ke rantau Pekanbaru, hal yang sama kembali terjumpai. Uni dan Da Bas juga selalu bersama, dalam acara-acara yang kebetulan mereka hadiri di ibukota Riau ini.
Kesetiaan cinta tak melulu harus diucap, tetapi setiap gerik Uni adalah kecintaan pada suami tercinta. Lalu anak-anak tumbuh, dewasa hingga berumah tangga dan hal yang sama itu tak ungkai, kemesraan Uni dan Da Bas larut dalam kebersamaan, melebihi syair atau jua karangan bunga mawar merah.
Saat-saat sakit menyerang, bersama waktu, kesetiaan itu diperlihat Da Bas, mendampingi Ni Ros dalam sakitnya, dalam waktu yang cukup lama. Kelelahan dan juga rasa khawatir, luluh dalam pegangan, rangkulan atau pun tatapan Da Bas pada Ni Ros yang terbaring lemah, mengisyaratkan derita sakit yang dia tahankan.
Dari jauh hati selalu berdo'a, agar Tuhan memberikan kesempatan lebih lama pada cinta mereka, memberikan kesempatan pada anak-anak Uni untuk memberikan bakti buat ibunda tercinta. Bahkan kemaren pun, bersama foto-foto Uni saat dibawa ke Jakarta dan diunggah oleh anak-anak mereka di media sosial, do'a yang sama terucap, bersama pedih, ketika status Merry mengatakan, mamanya tak punya waktu banyak. Air mata menggenang, membayangkan rasa yang meluluh lantakan hati anak-anak dan Uda Bas sendiri.
Tapi Tuhan telah mengatur segalanya dan usia ada batasnya. Barangkali tanah air memanggil agar nafas terakhir Uni dihembuskan di negeri yang dia cintai, dimana anak-anak dan kerabat berada. Dalam hitungan waktu yang tak menyampai hari, Uni dijemput pergi, oleh pemilik sejati, Sang Penguasa Hidup, Allah SWT.
Kematian bukanlah akhir kisah dan dalam kenangan akan cinta kasih mereka berdua, Uni Ros dan Uda Basril Djabar, terselip tauladan, bagaimana memaknai hidup dalam peran masing-masing, sebagai istri, sebagai suami dan sebagai orang tua. Uni Ros telah memperlihatkannya, menjadi ratu rumah tangga yang tetap patuh dan setia pada sang maha raja, suaminya, kepala rumah tangga. Catatan cinta mereka akan tercecer terus, dalam sebutan anak-anak, menantu, cucu, karyawan hingga handai taulan.
Selamat jalan Uni Rosdiati dan kekasih sejatimu, Uda Bas, pastilah dengan tegar melepas, menyembunyikan airmatanya jauh-jauh, karena air mata itu akan menyulitkan jalanmu menemui Sang Pencipta. Tetapi pastilah dalam setiap langkah Uda setelah ini, air mata itu akan menjadi mutiara, karena Uda masih harus melanjutkan tugasnya seorang diri, sebagai ayah, kakek, pimpinan dan juga sahabat dari teman-teman.
Cinta sejati tak mengenal tepi dan besama do'a kepada Illahi saya yakini, kenangan akan menguatkan Da Bas, kisah akan menjadikannya laki-laki yang kokoh dan kepergian Uni akan Uda antar dengan ikhlas. Bersama waktu, kisah akan terpaut, teladan sejati, Uni dan Uda, semoga Allah membangunkan rumah baru kelak, di akhir massa, untuk kalian berdua di sorgaNya. Amin.(Pekanbaru 2 Agustus 2015).
|
|
|
| + Index OPINI |
| |
Selasa, 29/Juni/2021-17:27:57
Aspek Agen Sebagai Aktor Perubahan dengan Pendekatan Ekonomi Perilaku |
| |
Senin, 19/Oktober/2015-10:22:03
Joko Widodo dan Media Darling |
| |
Minggu, 02/Agustus/2015-12:50:50
Catatan Tentang Cinta Da Bas dan Uni Ros |
| |
Sabtu, 25/Juli/2015-10:20:11
Makna Halal bi Halal |
| |
Rabu, 22/Juli/2015-18:11:45
Toleransi Beragama, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI |
| |
Senin, 22/Juni/2015-23:37:17
Ramadahan Menuju Madarasah Rabbaniyyah |
| |
Kamis, 18/Juni/2015-14:58:59
Ramadhan, Momentum Peningkatan Kualitas dan Kapasitas |
| |
Selasa, 16/Juni/2015-16:34:04
Serba Palsu, Siapa yang Salah? |
| |
Jumat, 29/Mei/2015-08:51:08
Simalakama Negeri Jerebu |
| |
Rabu, 20/Mei/2015-16:07:33
Revolusi Mental Menuju Indonesia Lebih Baik |
| |
Minggu, 26/April/2015-18:07:55
Mungkinkah May Day Diisi Acara Positif? |
| |
Selasa, 21/April/2015-16:40:04
Momentum Kebangkitan Indonesia |
| |
Rabu, 15/April/2015-07:23:07
UN 2015, Memperbaiki Sistem Pendidikan Nasional |
|
|
Sabtu,
27 April 2024
