JAKARTA -Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dijadwalkan bertemu Partai Demokrat sore ini.
Berdasarkan keterangan Demokrat, Kamis (22/4/2021), pertemuan kedua partai ini dihadiri langsung petinggi mereka, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dari Demokrat dan Presiden PKS Ahmad Syaikhu. Pertemuan dijadwalkan berlangsung di kantor DPP Demokrat.
"Kunjungan ini merupakan kunjungan balasan dari PKS, setelah sebelumnya Ketum AHY bersama petinggi Partai Demokrat melakukan kunjungan ke kantor PKS beberapa waktu lalu," kata pejabat komunikasi Demokrat Herzaky Mahendra Putra.
Demokrat mengaku sudah bertemu sejumlah partai dalam rangka membuka komunikasi. Adapun partai yang sudah ditemui Demokrat yakni Golkar, PKB, PKS, PAN, dan PPP.
"Komunikasi dan silaturahmi antarparpol bagi kami sangatlah penting, bukan saja untuk menjembatani perbedaan pandangan yang kadang muncul, melainkan juga untuk menyatukan energi positif dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan besar bangsa ini," ucap Herzaky.
Herzaky berharap pertemuan Demokrat dan PKS bisa memberikan kontribusi positif dan teladan baik bagi rakyat Indonesia. "Dalam membangun peradaban politik yang sehat, berlandaskan etika dan moral," ucapnya.
Pertemuan kedua partai ini terjadi di tengah panasnya isu reshuffle. Presiden Joko Widodo (Jokowi) kabarnya bakal mengajak Partai Amanat Nasional (PAN) ke dalam Kabinet Indonesia Maju.
Pakar politik Universitas Al-Azhar Ujang Komarudin menjelaskan kondisi demokrasi di Indonesia jika PAN memutuskan bergabung. Dia menyebut Indonesia akan mengalami kerugian.
"Tentu dalam konteks demokrasi, Indonesia mengalami kerugian, karena apa? Tidak ada check and balances, artinya setiap kebijakan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah akan di-yes-kan oleh parlemen. Dan itu faktanya seperti itu," kata Ujang saat dihubungi, Selasa (20/4).
Wacana gabungnya PAN dianggap akan memperlemah oposisi. Indonesia, kata dia, akan kehilangan check and balances.
"Kalau saya melihatnya begini, kita membutuhkan pemerintahan yang kuat, tetapi di saat yang sama kita juga membutuhkan oposisi yang kuat dan tangguh, ya kan? Dengan masuknya PAN kan artinya memperkuat posisi koalisi pemerintah, artinya meminimalisir kekuatan oposisi. Tentu dalam konteks demokrasi, Indonesia mengalami kerugian, karena apa? Tidak ada check and balances," ujar Ujang.*
Sumber: detik.com