BNN Kalsel Waspadai Penyalahgunaan Kecubung sebagai Pengalihan Isu Peredaran Sabu
KALSEL (KLIKRIAU.COM) - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kalimantan Selatan (Kalsel), Wisnu Andayana, menyatakan kekhawatirannya bahwa fenomena penyalahgunaan kecubung bisa menjadi pengalihan isu dari masalah utama penyalahgunaan narkotika di daerah tersebut. Wisnu menegaskan bahwa ancaman narkotika yang paling berbahaya bagi masyarakat Kalsel saat ini adalah sabu.
"Hati-hati, ini diduga hanya pengalihan isu saja. Karena sesungguhnya di Kalsel itu peredaran sabu sangat marak. Jadi jangan sampai fokusnya hanya kecubung saja, sementara para pengedar banyak memanfaatkan isu kecubung untuk memasarkan narkoba jenis sabu lewat jaringan pemasarannya," ujar Wisnu di Banjarbaru, Jumat (26/7) lalu.
Wisnu menjelaskan bahwa BNN terus gencar melakukan pencegahan penyalahgunaan narkoba sekaligus memburu para pengedar, terutama jenis sabu, untuk memastikan Kalsel tanggap darurat narkoba. "Kalsel itu dulunya adalah transit peredaran narkoba jenis sabu. Namun, statusnya sekarang sudah menjadi pasar sekaligus daerah penyuplai sabu besar," tambahnya.
Terkait kasus kecubung, Wisnu mengungkapkan bahwa berdasarkan uji sampel dan dialog dengan para korban yang dirawat di Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum, ternyata mereka tidak teler karena kecubung.
"Mereka ternyata mengonsumsi pil putih dan diduga dicampur dengan kecubung. Jadi bukan kecanduan. Kami bekerja sama dengan Polda Kalsel dan ada juga temuan karena minuman keras bersamaan mengonsumsi pil putih," jelasnya.
Wisnu menegaskan bahwa berdasarkan pemeriksaan di Forensik Surabaya, kecubung tersebut negatif narkoba. Meski begitu, polisi menduga ada unsur lain yang menyebabkan kecanduan pada para korban. "Tapi sekali lagi kami tegaskan meskipun tidak mengandung narkotika, bagi pengedar obat pil putih yang dijual tanpa izin edar dapat diancam hukuman 15 tahun penjara," tegasnya.
Hingga saat ini, Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum masih merawat pasien yang diduga keracunan oplosan pil putih dan kecubung. Kasi Mutu Pelayanan Keperawatan RSJ Sambang Lihum, Reswan Iriyandi, menjelaskan bahwa para pasien awalnya masuk rumah sakit dengan kondisi normal, namun keesokan harinya kondisi psikis mereka berubah dengan tingkah laku yang tidak normal.
"Ini efek luar biasa dari konsumsi pil putih yang dioplos dengan kecubung. Saat ini para pasien masih menjalani perawatan intensif. Yang terpenting saat ini mereka tertangani dengan baik. Harapan kita dengan detoksifikasi mereka akan pulih beberapa hari ke depan," ujar Reswan.(*)
Sumber : CNN Indonesia.com